Djawanews.com – Hukuman mati Trunojoyo jadi salah satu eksekusi yang cukup menyedihkan dalam sejarah Indonesia. Pangeran Trunojoyo sendiri adalah bangsawan dari Madura yang dianggap pemberontak di era Kerajaan Mataram.
Singkat cerita, perlawanan Trunojoyo berhasil dipadamkan oleh Amangkurat II. Ia dikepung dan menyerah saat berada di lereng Gυnυng Kelud. Saat itulah Amangkurat II menjatuhi hukuman mati pada putra dari Amangkurat I.
Hukuman mati pada Trunojoyo dilakukan pada 2 Januari 1680 dan dilakukan di Balairung Payak, Bantul. Metode hukuman mati yang dijatuhkan juga cukup tragis. Ia ditusuk oleh Amangkurat II dengan keris Kyai Balabar yang menusuk jantung hingga tembus punggung Trunojoyo.
Tak sampai situ, tubuh Trunojoyo juga dicabik-cabik, hatinya diambil dan para petinggi keraton Mataram diminta untuk memakannya. Setelah itu kepala Trunojoyo dipenggal, lalu pada abdi dalem diperintah untuk menginjak kepala Trunojoyo.
Kepalanya diletakkan di depan bilik peraduan Sultan. Semua orang yang keluar masuk melalui jalan itu wajib menginjak kepala itu. Setelah menjelang fajar, kepala Trunojoyo ditumbuk hingga hancur dengan menggunakan lesung dan lumpang batu.
Peristiwa ini tercatat oleh Raffles dalam bukunya yang berjudul The Story of Java. Masih banyak kisah menarik di balik hukuman mati Trunojoyo. Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya, kunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.