Djawanews.com – Kesuburan tanah di Indonesia menjadikan negara tersebut memiliki berbagai jenis tanaman kayu, yang bisa dimanfaatkan menjadi berbagai macam kerajinan dan memenuhi berbagai kebutuhan lain.
Permintaan yang tinggi membuat kayu memiliki nilai ekonomi. Pasalnya, banyak sektor yang membutuhkan kayu, seperti pada kerajinan dan properti. Meski ada berbagai jenis kayu yang bisa dimanfaatkan, secara umum masyarakat menjadikan kayu jati sebagai rujukan mereka.
Kayu jati banyak diminati lantaran dinilai awet, keras, dan tak mudah lapuk. Padahal ada jenis kayu lain yang mampu menyaingi jati, yakni kayu ulin.
Mengenal Kayu Jati dan Kayu Ulin
Dari segi habitat, pohon jati dan pohon ulin memiliki sejumlah perbedaan. Kayu jati adalah tumbuhan yang berasal dari Burma. Dari negara tersebut kemudian menyebar ke berbagai wilayah, termasuk ke Indonesia. Kayu jati akan tumbuh subur di wilayah yang memiliki curah hujan antara 1500-2000 mm/tahun atau pada suhu 27 – 36 celsius. Artinya, kayu ini akan sangat sulit tumbuh di Eropa, dan mudah tumbuh di negara seperti India, Myanmar, Laos, Kamboja, Thailand, termasuk Indonesia.
Berbeda dengan kayu jati, kayu ulin adalah kayu yang berasal dari pohon ulin, pohon asli Indonesia, tepatnya di Kalimantan. Ulin tumbuh dengan baik di hutan tropis basah, pada tanah yang tak tergenang air. Pohon ini umumnya akan tumbuh di tanah berpasir dengan pH dan unsur hara makro (N, P, K) yang rendah. Ulin sendiri tersebar di beberapa wilayah, yakni Sumatra bagian Timur dan Selatan, Pulau Bangka dan Belitung, Kalimantan, Kepulauan Sulu, dan Pulau Palawan di Filipina.
Dalam pemanfaatan, kayu jati dan kayu ulin memiliki keunggulan masing-masing. Di bidang kerajinan furniture, para pengrajin ternyata lebih memilih kayu jati dibanding kayu ulin. Kayu jati dianggap kayu yang keras, namun tak sulit untuk mengukir kayunya.
Beberapa pengrajin ternyata memilih menghindari kayu ulin sebagai bahan dasar kerajinan mereka. Pasalnya, kayu ulin dinilai sangat keras dan sulit diukir dan dibentuk. Saking kerasnya, kayu ulin memiliki nama lain yakni kayu besi. Tanpa alat yang memadahi, pengrajin kayu akan kesulitan mengolah kayu ulin menjadi kerajinan. Selain itu alat biasa akan patah saat mengolah kayu ulin karena saking kerasnya.
Di bidang properti, kayu jati dan kayu ulin memiliki penempatan yang berbeda. Dalam artian masing-masing kayu memiliki fungsi dan penerapannya masing-masing.
Kayu jati lebih disarankan digunakan untuk kebutuhan dalam ruangan, seperti furniture, lantai kayu dalam ruangan, pintu, jendela, dan sebagainya. Sedangkan kayu ulin bisa diterapkan pada bagian luar ruangan seperti lantai kayu teras, atau tangga luar ruangan.
Selain itu kayu ulin juga kerap dimanfaatkan untuk membuat kapal laut, bantalan rel kereta Api, tiang listrik, dan komponen lain yang membutuhkan kekuatan besar dan keawetan. Berbeda dengan kayu jati yang tidak direkomendasikan sebagai bahan dasar pembuatan kapal.
Terkait mana yang lebih unggul, baik kayu ulin maupun jati punya kelebihan masing-masing. Asal digunakan secara tepat, kedua kayu akan memberikan manfaat secara maksimal.
Ada banyak hal menarik tentang kedua jenis kayu tersebut. Untuk mendapatkan artikel menarik lain, kunjungi situs resmi Pewarta Harian Online Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanews dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.