Djawanews.com – Yogyakarta ternyata masih menyimpan segudang mitos yang masih dipercaya oleh warga lokal. Salah satunya adalah mitos yang dipercaya oleh warga Sleman yang tinggal di Dusun Kasuran Wetan, Desa Margomulyo, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Warga di dusun itu punya pantangan untuk tidak tidur di atas kasur atau alas tidur berbahan kapas. Kepercayaan itu unik namun sungguh-sungguh terjadi. Mereka percaya, jika nekat tidur beralaskan kapas akan mengundang penyakit.
Dilansir dari Slemankab.go.id, pantangan tersebut ternyata telah diwariskan sejak lama. Kisah itu berawal dari sepasang suami istri yang bernama Kyai Kasur dan Nyai Kasur yang punya perbedaan pendapat saat Perang Jawa.
Keduanya berdebat terkait apakah mereka akan berperang bersama Pangeran Diponegoro atau tidak. Sang suami bersikeras ingin ikut, namun sang istri melarang. Perbedaan pendapat itu yang membuat keduanya berpisah.
Saat berpisah, mereka membuat sebuah sumpah dan perjanjian. Salah satunya adalah melarang warga yang menetap di desa itu untuk tidur beralaskan kasur atau tidur nyaman sebelum cita-cita Pangeran Diponegoro terwujud. Perjanjian itu tetap dilaksanakan oleh anak keturunan warga desa hingga saat ini.
Perpisahan kedua pasangan itu secara tidak langsung membagi dusun jadi dua. Sang suami tinggal di Kasuran Wetan sedangkan sang istri tinggal di Kasuran Kulon. Karena hal tersebut, warga Kasuran Wetan dan Kasuran Kulon juga dilarang menikah.
Meski dianggap sebagai pantangan, masih saja ada warga yang mencoba melanggarnya. Konon katanya, pernah ada pendatang di desa tersebut yang menyewa sebuah rumah. Ia menggunakan kasur untuk tidur.
Yang aneh adalah ia selalu menemukan ular melingkar di kasurnya setiap hari Jumat. Tahu akan mitos tersebut ia tak lagi tidur beralas kasur kapas di rumahnya.
Dalam situs Slemankab.go.id juga diceritakan bahwa pada tahun 1986 ada seorang petugas Brimob yang bertugas di wilayah Kasuran. Saat pindah ia membawa semua kebutuhan rumah tangga, termasuk kasur untuk tidur. Karena tak tahu ada pantangan, ia mengalami sakit keras tanpa gejala medis. Warga kemudian mendoakan petugas Brimob itu agar sembuh.
Seiring berjalannya waktu, warga Sleman di dusun itu mulai mengganti kasur kapas dengan kasur busa. Namun ada pula yang masih tidur menggunakan tikar. Masih banyak kisah menarik di balik mitos tersebut. Untuk mendapatkan artikel menarik lainnya, kunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.