Djawanews.com - Jam kiamat (doomsday clock) tidak menampakkan pergerakan di tahun 2021 ini. Saat ini, jam kiamat tetap bertahan di posisi 100 detik menuju tengah malam atau kehancuran.
Waktu 100 detik menuju tengah malam ini telah terjadi sejak tahun 2020, ketika pandemi melanda, perubahan iklim, hoaks merajalela hingga potensi perang nuklir.
Ini adalah titik terdekat manusia dengan kehancuran.
Ilmuwan Bulletin of the Atomic Scientists (BAS) yang pertama kali menemukan jam kiamat ini menyebut bahwa 100 detik menuju tengah malam menunjukkan waktu yang tersisa sampai kehancuran tersebut terjadi. Menurut mereka, Bumi hanya memiliki waktu hingga sekitar 70 tahun lagi.
BAS menjadikan jam kiamat ini sebagai pengingat agar umat manusia tidak melakukan tindakan yang merusak dan menyebabkan kehancuran Bumi.
Awalnya jam ini diciptakan tahun 1947. Jam kiamat ini telah menjadi metafora kiamat paling terkenal sejak Perang Dingin. Jam Kiamat atau Doomsday Clock adalah jam yang menjadi simbol jarak menuju kiamat akibat perbuatan manusia.
Kala itu, jarum jam kiamat dinyalakan dan menunjukkan waktu tujuh menit hingga tengah malam.
Saat ini, jam itu menunjukkan waktu 100 detik menuju tengah malam atau 00.00. Waktu tengah malam ini digambarkan sebagai waktu kehancuran.
Teknologi ini memang tidak bisa memprediksi bencana apa saja yang akan terjadi, namun ia bisa memperingatkan manusia soal tindakan-tindakan yang dapat membahayakan Bumi.
Jam kiamat ini juga menjadi bukti betapa banyak pemerintah dan organisasi internasional yang tidak siap untuk menangani tantangan akibat ulahnya.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.