Djawanews.com – Monumen Pancasila Sakti adalah salah satu tempat yang sarat akan sejarah. Tempat itu dibangun untuk mengenang perjuangan para Pahlawan Revolusi yang jadi korban kekejaman PKI yang dikenal dengan peristiwa G30S/PKI. Monumen itu dibangin di sekitar Lubang Buaya, tempat pembuangan jenazah para pahlawan yang ada di Jakarta Timur.
Saimi (74), adalah warga biasa yang jadi saksi pembangunan monumen itu. Ia sempat mengungkapkan bagaimana kondisi saat monumen itu dibangun. Saimi sendiri tak ingat tahun berapa ia ikut membangun monumen itu, namun suasana pembangunan masih lekat di kepala.
Dilansir dari Tribun Jakarta, Saimi mengungkapkan kekejaman PKI yang membantai habis pahlawan revolusi dan itu membuatnya merasa tersayat. Bahkan selama proses pembuatan Monumen Pancasila Sakti, banyak relawan yang rela tanpa dibayar membantu.
"Dulu itu ada bayarannya. Tapi kan enggak banyak. Lagian banyak orang-orang yang kerja ikhlas juga karena tahu kejamnya PKI kayak apa, kan di Monumen ada sumur yang lokasi buang pahlawannya," Kata Saimi, Kamis (30/1/2020).
Tak hanya itu, Saimi juga mengatakan bahwa saat itu banyak orang yang menangis saat membangun monumen. Setelah menangis, para pekerja juga kerap melamun, termasuk dirinya.
"Ya Allah PKI kok jahat banget," kata Saimi setiap melamun.
Sejak saat itu ia selalu mengatakan kepada anak cucunya bahwa Monumen Pancasila Sakti dibangun dengan tetesan keringat dan air mata.
"Rata-rata yang bekerja kan seumuran saya. Ya otomatis mereka tahu kejamnya seperti apa. Makanya asal lagi ngecor atau apa ada aja yang nangis," ungkapnya lagi.
Banyak kejadian yang memilukan di balik pembangunan Monumen Pancasila Sakti. Untuk mendapatkan artikel menarik lain, kunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.