Djawanews.com – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kembali jadi sorotan Masyarakat lantaran keputusan kontroversialnya terkait Omnibus Law RUU Cipta Kerja. Hal itu berakibat pada munculknya makian masyarakat di sosial media, terutama Twitter. Di luar hal tersebut, tahukah Anda bahwa Presiden keempat RI Gus Dur pernah dikabarkan akan membubarkan DPR dan MPR?
Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sebagai presiden di era reformasi tercatat pernah dikabarkan berencana membubarkan DPR dan MPR lewat dekrit. Kabar ini jadi kabar yang mengejutkan bagi masyarakat, termasuk Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Mantan Presiden Keenam RI sekaligus mantan Menko Polsoskam di era Gus Dur adalah salah satu saksi peristiwa tersebut. Peristiwa tersebut kemudian dituliskan SBY dalam bukunya yang berjudul "SBY Selalu Ada Pilihan" terbitan Kompas.
Dalam catatannya, SBY menceritakan bahwa peristiwa itu terjadi pada pertengahan Februari tahun 2001, tepatnya setelah salat Magrib. SBY mengaku ditelepon oleh Mahfud MD yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
Mahfud MD mengabarkan ingin berkunjung ke rumah dinas SBY di di Widya Chandra. Ia mengatakan ada hal serius yang akan dibicarakan.
"Pak SBY ada hal yang cukup serius," tulis SBY, seperti yang dikatakan Mahfud MD saat itu.
SBY tentu terkejut dengan kabar tersebut. Ia sempat menanyakan hal serius apa yang ingin disampaikan oleh Mahfud.
"Presiden baru saja mengeluarkan pernyataan, beliau akan mengeluarkan dekrit untuk membubarkan DPR dan MPR," ungkap Mahfud MD.
Tak langsung percaya, SBY kembali menanyakan keseriusan Gus Dur atas keputusan tersebut. Mahfud MD pun meng-iya-kan kabar tersebut. Mendapat jawaban itu, SBY segera menelepon Gus Dur untuk melakukan konfirmasi.
Namun, Gus Dur menyangkal kabar itu. Ia bahkan menyatakan bahwa pernyataan Gus Dur dipelintir wartawan. Meski begitu SBY justru mendapati Gus Dur jadi lebih emosional. Tak hanya SBY, sejumlah menteri Gus Dur lain juga menyarankan agar Gus Dur tak ambil tindakan yang inkonstitusional. Pada akhirnya Gus Dur tetap mengeluarkan dekritnya.
"Pada saat dekrit pembubaran DPR dan MPR itu dikeluarkan, saya baru beberapa minggu meninggalkan kabinet karena beliau membebaskan saya dari jabatan Menko Polsoskam dan kemudian mengangkat Pak Agum Gumelar sebagai pengganti saya," tulis SBY.
SBY menilai keputusan Gus Dur harus ditebus dengan harga yang mahal. Karena pada akhirnya ia diberhentikan oleh MPR dari kursi presiden melalui Sidang Istimewa yang berlangsung secara singkat.
Ada cerita menarik tentang Gus Dur dan DPR. Untuk mendapat artikel menarik lain, kunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.