Djawanews.com – Tak bisa disangkal bahwa Indonesia memiliki pasukan khusus yang dikenal dengan nama Kopassus. Pasukan ini masih jadi bagian dari Komando Utama tempur di bawah naungan TNI Angkatan Darat, Indonesia.
Pasukan Kopassus memiliki berbagai keterampilan militer yang diperlukan di medan perang seperti bergerak cepat di segala medan, ketepatan menembak, pengintaian, dan sebagainya. Untuk mendapatkan keterampilan tersebut para anggota Kopassus harus melalui latihan yang berat.
Patut diketahui bahwa Pasukan Baret Merah TNI AD ini pernah melakukan seleksi, namun lebih dari 3.000 prajurit dinyatakan gagal.
Dalam buku yang berjudul Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando yang ditulis oleh Hendro Subroto menyatakan bahwa Kopassus saat itu melakukan perampingan organisasi secara besar-besaran, sehingga memberlakukan seleksi yang cukup berat.
Seleksi tersebut diikuti oleh 6.400 orang prajurit, lalu berkurang menjadi 2.500 orang, sehingga menyisakan 3.900 prajurit yang gagal. Dalam buku itu Sintong juga menceritakan betapa beratnya seleksi Kopassus yang diadakan di Sukabumi.
"Di antara kegiatan latihan itu, harus menyeberangi berbagai jurang untuk latihan fisik dan mental, kurang waktu untuk tidur dan istirahat selama satu minggu, serta membaca peta dan situasi untuk uji kecerdasan," ungkap Hendro yang didasarkan pada kesaksian Sintong.
Selain itu model latihan yang diberlakukan dalam Kopassus juga diungkap oleh mantan Kepala Staf TNI AD Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo. Dalam bukunya yang berjudul Pramono Edhie Wibowo dan Cetak Biru Indonesia ke Depan, Edhie menjelaskan bahwa salah satu latihan yang harus dijalani adalah latihan Tahap Rawa Laut. Para calon prajurit harus berinfliltrasi lewat rawa laut.
Di latihan ini para prajurit mendapat materi yang berupa navigasi Laut, Survival laut, Pelolosan, Renang ponco, dan pendaratan menggunakan perahu karet. Calon Kopassus harus bisa berenang melewati selat dari Cilacap menuju Nusakambangan.
Selain itu para calon juga akan dilepas tanpa bekal di pagi hari, lalu mereka harus sampai di titik tertentu pada pukul 10 malam. Selama itu para prajurit harus menghindari berbagai rintangan alam maupun tembakan. Jika prajurit tertangkap oleh musuh, ia harus siap dengan risiko paling buruk di peperangan. Mereka akan mendapat penyiksaan berat untuk mendapatkan informasi dari Kopassus.
Banyak hal menarik di balik proses seleksi Prajurit Kopassus. Untuk mendapatkan artikel menarik lainnya, kunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.