Djawanews.com – Front Pembela Islam (FPI) mengatakan bahwa ada sekelompok orang yang mengintai imam besar FPI, Habib Rizieq Shihab. Pengintaian dilakukan selama 24 jam dan menggunakan teknologi drone canggih.
"Hari Jumat itu ada beberapa pengintai yang ditugaskan oleh institusi resmi negara. Saya tidak mau sebut. Yang ditugaskan mengintai 24 jam. Mereka menggunakan drone dan peralatan canggih lainnya," ujar Munarman dalam konferensi persnya di Markas FPI, Petamburan, Jakarta.
Di luar benar atau salahnya klaim FPI tersebut, drone memang kerap digunakan dalam pengintaian. Penggunaan pesawat tanpa awak untuk pengintaian lebih efektif dan aman dibanding harus menerjunkan pasukan ke lapangan. Namun, apakah Indonesia punya drone canggih?
Berkenalan dengan drone canggih milik Indonesia
Pasukan keamanan Indonesia, baik TNI maupun Polri, beberapa kali diberitakan menggunakan drone dalam tugas mereka. Berikut Djawanews rangkumkan drone canggih milik TNI/Polri untuk Anda.
Drone CH-4
Saat pelantikan presiden 2019 silam, TNI mengerahkan pesawat tanpa awak atau Drone CH-4 untuk memantau setiap pergerakan. Drone tersebut memiliki sejumlah keunggulan, salah satunya mampu terbang 8 hingga 9 jam lamanya.
Dilansir dari Business Insider, CH-4 adalah drone buatan China yang dibanderol seharah USD 4 juta atau setara Rp56,5 miliar (asumsi Rp14.127 per USD). Pesawat ini memiliki infra red yang mampu mendeteksi sniper asing.
Drone Black Hornet
Pasukan Gegana Brimob Polri ternyata juga memiliki drone mungil Black Hornet. Informasi itu awalnya diketahui dari situs defence.pk, laman yang digunakan untuk membahas pertahanan Indonesia.
Dilansir dari airspace-review, seorang personil Brimob membenarkan bahwa nano UAV (unmanned aerial vehicle) canggih itu digunakan oleh Gegana dan Pelopor. Black Hornet Nano sendiri dikembangkan oleh Prox Dynamics dari Norwegia yang dibuat sejak 2013.
Ukurannya cukup ringkas, yakni 16 × 2,5 cm, dengan diameter rotor 12 cm, serta berat total hanya 18 gram. Meski mini, drone itu berkecepatan 18 km/jam.
Dengan dilengkapi 3 kamera, drone tersebut menyajikan visual ke depan, visual tegak lurus ke bawah, dan memberikan pemantauan sudut 45 derajat ke bawah. Drone ini mampu terbang selama 25 menit dan hanya memakan waktu kurang dari 30 menit untuk pengisian dayanya.
Drone Elang Hitam
Indonesia ternyata saat ini tengah mengembangkan drone atau pesawat udara nirawak (PUNA) yang dinamai dnegan Elang Hitam. Drone tersebut diproduksi oleh konsorsium Kementerian Pertahanan, TNI Angkatan Udara, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), PT Dirgantara Indonesia, PT Len Industri, dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Elang Hitam memakai mesin Rotax buatan Austria, memiliki flight control system (FCS) dari Spanyol, disertai dengan rudal. Pesawat ini mampu terbang hingga 23 ribu kaki dengan durasi 30 jam, serta berkecapatan maksimal 235 km per jam. Uji kelayakan dan proses sertifikasi Elang Hitam akan selesai tahun 2023.
Itulah deretan drone canggih milik Indonesia. Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya, kunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.