Djawanews.com - Banyak orang mengenal istilah "air mata buaya". Istilah ini diperuntukkan bagi orang-orang yang berpura-pura sedih hingga menangis.
Faktanya, "air mata buaya" bukanlah sekedar istilah. Sebab memang asal-usulnya benar-benar ada.
Istilah "air mata buaya" sudah digunakan sejak tahun 1357. Istilah itu digunakan dalam buku "The Travels of Sir John Mandeville" karya John Mandeville. Dalam buku tersebut, terdapat cerita tentang seekor buaya yang berpura-pura tidak memakan daging.
Namun, pada suatu hari, buaya itu ditemukan membunuh seorang laki-laki. Buaya itu ditemukan memakan mangsanya itu setelah berpura-pura tidak mau makan daging.
Saat sedang memakan seorang laki-laki, buaya itu tampak aneh. Ia terlihat mengeluarkan air mata saat memakan korbannya. Nyatanya, buaya memang akan terlihat meneteskan air mata ketika menyantap mangsanya.
Hal ini terjadi bukan karena sang buaya bersedih atau menyesal melainkan itu terjadi karena proses biologis dalam tubuhnya. Ketika melahap mangsanya, kelenjar air mata buaya menjadi tertekan, sehingga keluar air mata.
Air mata yang keluar itulah yang membuat buaya terlihat seperti sedang menangis. Padahal sebenarnya tidak. Jadi, sejak saat itulah istilah “air mata buaya” sering digunakan hingga kini.