Aceh merupakan sebuah provinsi di Indonesa yang ibu kotanya berada di Banda Aceh. Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang diberi status sebagai daerah istimewa dan juga diberi kewenangan otonomi khusus. Perlu diketahui aceh merupakan daerah yang dulunya memiliki sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang sultan yakni Kesultanan Aceh.
Kesultanan Aceh itu sendiri memiliki sejarah dan peninggalan yang wajib diketahui.
Sejarah Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh ( Kesultanan Aceh ) merupakan salah satu kerajaan Islam di Indonesia yang berdiri di provinsi Aceh, Indonesia. Kesultanan Aceh terletak di utara pulau Sumatera. Kesultanan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1496. Sultan Ali Mughayat di nobatkan sebagai sultan pertamanya pada Ahad, 1 Jumadil awal 913 H atau 8 September 1507. Kesultanan aceh awalnya didirikan di atas wilayah Kerajaan Lamuri, kemudian menundukan dan menyatukan beberapa wilayah kerajaan sekitarnya mencakup Daya, Pedir, Lidie, Nakur.
Pada tahun 1528 Ali Mughayat digantikan oleh puteranya yang bernama Salahuddin. Salahuddin merupakan putera sulung Ali Mughayat yang dipercaya untuk memimpin kerajaan Aceh itu sendiri. Pada tahun 1537 Salahuddin digantikan oleh Sultan Riayat Syah Al-Kahar yang berkuasa hingga tahun 1571.
Kerajaan Aceh memiliki masa kejayaan pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Munda (1607-1636) dimana Kesultanan Aceh melakukan penaklukan wilayah Pahang yang merupakan sumber tumah utama.
Kemudian masa kemunduran aceh terjadi karena beberapa faktor, diantaranya ialah makin menguatnya kekuasaan Belanda di pulau Sumatera dan Selat Malaka, hal itu di tandai dengan jatuhnya wilayah Minangkabau, Siak, Tiku, Tapanuli, Mandailing, Deli, Barus (1840) serta Bengkulu kedalam pangkuan penjajah. Faktor lainnya adalah adanya perebutan kekuasaan di antara pewaris tahta kesultanan. Hal ini telah ditelusuri setelah kemangkatan Sultan Iskandar Tsani hingga serangkaian peristiwa, dimana para bangsawan ingin mengurangi kontrol ketat kekuasaan Sultan dengan mengangkat janda Iskandar Tsani menjadi Sultanah.
Pemerintahan dan Peninggalan Kerajaan Aceh
1. Pemerintahan aceh
Sultan aceh atau Sultanah Aceh merupakan penguasa atau raja dari Kesultanan Aceh. Sultan awalnya berkedudukan di Gampong Pande, Bandar Aceh Darussalam kemudian pindah ke Dalam Darud Duna di daerah sekitar pendopo Gubernuh Aceh sekarang. Dari awal hingga tahun 1873 ibu kota berada tetap di Bandar aceh, kemudian berpindah ke Keumala, sebuah daerah di pedalama Pidie dikarenakan perang dengan Belanda.
Sultan yang pernah berkuasa di Kerajaan Aceh :
- Sultan Ali Mughayat (1514-1528 M)
- Sultan Salahuddin (1528-1537)
- Sultan Alaudin Riayat Syah (1537-1568)
- Sultan Iskandar Muda (1606-1636)
- Sultan Iskandar Thani (1626-1641)
2. Peninggalan Kerajaan Aceh
Ada banyak peninggalan-peninggalan kerajaan Aceh yang masih bisa dilihat hingga saat ini, peninggalan-peninggalan tersebut adalah :
- Masjid Raya Baiturrahman
Merupakan kebanggaan rakyat aceh sampai sekarang. Didirikan oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612 M.
- Gunongan
Merupakan bangunan yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda. Bangunan ini dibangun sebagai dasar cinta Sultan terhadapa seorang Putri dari Pahang.
- Masjid Tua Indrapuri
Masjid ini adalah sebuah candi peninggalan dari kerajaan Hindu di aceh. Namun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda candi ini diubah fungsinya menjadi sebuah masjid.
Itulah beberapa penjelasan mengenai sejarah dan peninggalan Kerajaan Aceh, semoga bermanfaat.