Djawanews.com—Penyebaran pandemi Covid-19 semakin meningkat di Indonesia. Sampai hari ini saja terhitung 1.528 kasus Covid-19, 136 di antaranya meninggal dunia. Semua pemimpin dari berbagai jenjang melakukan bermacam cara untuk mencegah penyebaran lebih luas lagi.
Dua wali kota perempuan di dua negara yang berbeda menunjukkan kesamaan karakteristik kepemimpinan di tengah krisis kesehatan global. Mereka adalah Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya dan Lori Lighfoot, Wali Kota Chicago. Keduanya bisa menjadi inspirasi bagi pemimpin-pemimpin lain.
Kesamaan Rismaharini dan Lori Lighfoot dalam Menghadapi Covid-19
Banyak orang meragukan ketangkasan kepemimpinan seorang perempuan. Berbagai riset dan survei menunjukkan bahwa perempuan harus berjuang keras sebagai pemimpin agar dianggap setara dengan laki-laki, yaitu dengan lebih menunjukkan integritas, kompetensi, dan kepemimpinan.
Dilansir Djawanews dari The Conversation, Ratri Istania, peneliti pascasarjana University Chicago, melihat Risma dan Lighfoot menggunakan ciri komunikasi khas perempuan yang didasarkan pada tanggung jawab moral orangtua untuk melindungi, menghormati, dan memperhatikan keluarga serta komunitas, namun diikuti dengan ketegasan dalam kebijakan.
Risma dan Lighfoot menggunakan gaya komunikasi yang peneliti komunikasi sebut sebagai retorika restoratif. Gaya komunikasi ini menggabungkan komunikasi strategis dan komunikasi humanis.
Dalam menghadapi pandemi Covid-19, Lighfoot berbicara pada warga Chicago di tanggal 19 Maret 2020 menyiapkan kota sebelum angka kasus di Amerika melonjak drastis. Ia menerangkan langkah-langkah preventif misalnya kebijakan stay-at-home dan penutupan sekolah daripada lockdown.
Selain itu Lighfoot menyemangati warga bahwa dalam sejarahnya, Chicago tidak pernah ambruk melampaui berbagai cobaan berat seperti the Great Chicago Fire, kebakaran besar yang melanda jantung kota Chicago di tahun 1871.
Sementara itu, Risma menyiapkan masker dalam jumlah besar untuk didistribusikan ke kelurahan, pembagian hand sanitizer untuk pengguna kendaraan umum, pembangunan ratusan wastafel baru di berbagai fasilitas publik untuk sanitasi warga.
Risma juga mendatangi warga untuk menenangkan dan memberitahu pemerintah kota tidak akan memberlakukan lockdown karena akan berdampak pada warga ekonomi lemah. Selain itu Risma membuka command center 112 untuk penyemprotan disinfektan gratis ke sekolah dan instansi layanan publik.