Djawanews.com – Pandemi Covid-19 berdampak sangat besar di berbagai sektor. Meski begitu, hal tersebut membuat PT Kayan Hidro Energy (KHE) menunda pelaksanaan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan di Kalimantan Utara.
Direktur Operasional PT KHE Khaeroni menegaskan, proyek pembangunan PLTA Kayan akan tetap berjalan sesuai rencana.
Dia menyampaikan, sampai saat ini, seluruh proses perizinan soal pembangunan PLTA Kayan secara prinsip telah selesai. Tahun ini pun, pihak KHE segera melakukan kegiatan konstruksi PLTA terbesar di Indonesia berkapasitas 9.000 megawatt (MW) tersebut.
Contohnya, persiapan pekerjaan pembuatan akses jalan menuju PLTA Kayan, persiapan pengiriman alat berat untuk kelancaran proyek, serta persiapan pembangunan gudang penyimpanan bahan peledak untuk keperluan proyek tersebut.
Khaeroni menuturkan, KHE tengah menyiapkan langkah pembebasan lahan untuk jalan eksisting yang menuju lokasi fasilitas umum PLTA Kayan sejauh 4 kilometer.
“Kami sudah melakukan sosialisasi dan negosiasi pembebasan rencana jalan tersebut dengan pemilik lahan di desa Peso,” ucap Khaeroni beberapa waktu lalu.
Khaeroni melanjutkan, pihaknya juga hampir setiap pekan menggelar rapat virtual, baik di lingkup internal ataupun bersama mitra untuk membahas perkembangan proyek PLTA Kayan.
Dia mengaku, pandemi Covid-19 memang berdampak terhadap pembangunan PLTA Kayan. Pasalnya, tenaga ahli yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek tersebut belum bisa kembali dari luar negeri.
Untuk mengatasi hal tersebut, PT KHE akan melibatkan kontraktor lokal di awal kegiatan proytek PLTA Kayan.
Khaeroni menandaskan, target operasi PLTA Kayan tidak berubah meski diganggu Pandemi Covid-19.
“Target PLTA Kayan masih sesuai perencanaan awal, yakni konstruksi selesai di tahun 2024, dan tahap commercial operation date (COD) di tahun 2025 mendatang,” tegas Khaeroni.
Sekedar informasi, proyek pembangunan PLTA Kayan diperkirakan akan menelan dana sekitar 17,8 miliar dolar AS. Jumlah tersebut belum termasuk pembiayaan insfratruktur dan pengembangan industri.
Khaeroni mengungkapkan, sumber dana investasi proyek PLTA Kayan berasal dari kerja sama dengan mitra bisnis dari luar negeri. Sebagian dana investasi proyek tersebut juga berasal dari ekuitas KHE sendiri.
Kedepan, PLTA Kayan diproyeksikan sebagai PLTA terbesar se-Asia Tenggara dengan kapasitas produksi energi mencapai 9.000 MW. Proyek yang dibangun di atas lahan seluas 2.600 hektare ini akan terdiri dari 5 bendungan dengan 5 unit pembangkit.
Khaeroni mengatakan, listrik yang diproduksi oleh PLTA Kayan akan didistribusikan ke kawasan industri dan pelabuhan internasional di Kalimantan Utara. Tak hanya itu, PLTA Kayan juga akan memenuhi kebutuhan listrik untuk ibu kota negara baru, hingga mengekspor listrik ke negeri tetangga.