Djawanews.com - Seorang bocah kecil laki-laki berusia 23 bulan dikabarkan meninggal dunia. Sebabnya adalah menelan sebuah baterai hingga terjebak di tubuhnya selama empat hari.
Bayi bernama Jonathan Huff itu menelan baterai yang "membakar" kerongkongan, usus, dan aortanya. Hal ini menyebabkan pendarahan yang fatal.
Balita asal North Carolina, Amerika Serikat itu dilaporkan meninggal dunia pada Desember 2020 lalu. The Sun melaporkan Jonathan memakan baterai sekali pakai itu tanpa sepengetahuan orang tuanya.
Jacki dan AJ, orang tua Jonathan, awalnya percaya bahwa anaknya terkena infeksi virus. Padahal, baterai yang ditelan itu menyebabkan suhu badan tinggi hingga mimisan.
Usai mimisan, Jonathan dilarikan ke rumah sakit. Bocah itu pun mengalami muntah darah hingga jatuh pingsan.
Meski telah dilakukan upaya untuk menyelamatkannya, bocah malang itu meninggal dunia. Hasil autopsi menunjukkan bahwa baterai kancing itu bersarang di ususnya yang berasal dari remote pencari kunci.

Baterai kancing sendiri memang umum digunakan untuk memberi daya pada objek sehari-hari. Mulai dari kunci mobil, mainan anak-anak, jam tangan, hingga remote. Tanpa disadari, baterai itu bisa membuat luka parah hingga membunuh seorang anak jika tertelan.
Reaksi mematikan yang dialami Jonathan disebabkan oleh air liur yang menghasilkan natrium hidroksida atau soda api saat bereaksi dengan salah satu bahan kimia yang terdapat dalam baterai kancing.
Hal itu bisa membakar lubang tenggorokan, menyebabkan pendarahan internal, bahkan kematian.
Pemerintah setempat kemudian menyarankan untuk melindungi anak-anak dengan menyimpan baterai secara aman. Selain itu, penting untuk mengajarkan anak-anak tentang bahaya menelan baterai kancing.
Anjuran lainnya adalah membuang baterai mati sesegera mungkin.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.