Djawanews.com –Sudah menjadi kebiasaan jika setiap ada fenomena gerhana matahari, kita akan terus-menerus diingatkan agar tak melihat gerhana secara langsung karena bahaya. Bahayanya bisa menyebabkan kebutaan, bahkan ada yang mengatakan bisa membuat bayi dalam kandungan cacat. Benarkah?
Fenomena gerhana matahari cincin terjadi ketika Bulan berada segaris dengan bumi dan matahari, serta bulan berada pada titik apogee atau terjauh.
Piringan bulan akan tampak lebih kecil daripada piringan matahari hingga tidak menutupi seluruhnya. Kemudian kerucut umbra tidak sampai ke permukaan Bumi dan akan terbentuk kerucut tambahan yang disebut antumbra.
Ini Kata Sains Kenapa Tidak Boleh Melihat Gerhana Matahari secara Langsung
Kenapa tidak boleh melihat gerhana matahari secara langsung? Cahaya dari sinar matahari memiliki intensitas sangat tinggi dan bisa merusak retina di belakang bola mata. Kondisi ini dikenal dengan solar retinopathy . Jika itu terjadi, retina bisa rusak permanen.
Memang, matahari saat gerhana bisa lebih "nyaman" dilihat karena seolah meredup. Namun, justru di sinilah letak bahayanya. Pupil di lensa mata tak bisa bereaksi dengan tepat dalam kondisi level kontras yang tinggi.
Ini terjadi saat gerhana matahari berlangsung. Langit sekitar berubah gelap. Bagian pengatur cahaya yang masuk ke mata dengan cara mengatur lebar bukaan iris itu, bekerja dengan mengukur cahaya keseluruhan di lingkungan sekitar.
Alhasil, saat memandang gerhana yang diselimuti langit gelap, pupil mata justru melebar sehingga jumlah cahaya yang masuk dan terfokus di retina meningkat.
Padahal, intensitas cahaya di bagian matahari yang tidak tertutup bulan sewaktu gerhana (baik saat gerhana sebagian maupun cincin saat gerhana total) sama dengan waktu-waktu biasa.
Cahaya kuat dari matahari pun bebas melenggang masuk ke mata tanpa bisa dicegah, dan mulai merusak retina. Proses ini berlangsung tanpa rasa sakit sehingga kerap membuat orang tak sadar matanya mulai rusak.