Djawanews.com—Kecepatan hidup pada zaman ini tidak jarang membuat banyak masalah dan berakhir stress. Terkadang dan bahkan kebanyakan bukan terletak pada masalahnya namun cara kita menghadapi masalah tersebut.
Berkaitan dengan itu sepertinya kita perlu belajar hidup santuy pada kaum stoa. Gimana cara hidup kaum stoa? Berikut ulasan singkatnya.
Filsafat Hidup Kaum Stoa
Kaum stoa merupakan sebutan penganut filsafat stoa yang hidup beberapa ratus tahun sebelum masehi di Yunani. Mereka melihat apa pun yang terjadi pada mereka sebagai sesuatu yang wajar dan sudah kehendak alam. Dengan pemahaman seperti itu, mereka bisa menjalani hidup dengan rileks tanpa ada tekanan.
Epictetus salah satu pelopor stoa mengatakan “Ada hal-hal yang berada di bawah kendali kita, dan ada hal-hal yang tidak berada di bawah kendali kita.”
Esensinya filsafat stoa mengajarkan dikotomi kendali menjadi dua hal. Ada hal-hal yang tidak bisa kendalikan seperti sikap atau opini orang lain ke kita, kondisi kita saat lahir, cuaca, gempa bumi, nasib, dan sebagainya.
Sementara ada hal-hal yang berada di bawah kendali kita yakni sikap kita, tujuan kita, keinginan dan pikiran kita, atau singkatnya segala hal yang tergantung kepada kita.
Dengan mengatahui dikotomi tersebut kita diwajibkan untuk menerima kenyataan bahwa banyak hal di luar sana yang suatu saat bisa membuat kita kecewa. Dengan demikian adalah tak rasional menyandarkan kebahagiaan pada hal-hal yang ada di luar kendali kita.
Meskipun demikian bukan berarti kaum stoa menolak ikut berperan dalam hal-hal yang bersifat kolektif atau pun mencoba membuat baik hal yang berada di luar dirinya. Kaum stoa tetap berbuat baik pada lingkungan dan tetap berusaha berkontribusi. Namun ketika sesuatu yang tak diinginkan terjadi kaum stoa selalu mengingat bahwa semua itu bukan di dalam kendalinya.
Demikian uraian singkat mengenai kaum stoa, semoga bisa menjadikan kita lebih santuy dalam menjalani dan menghadapi masalah-masalah hidup.