Djawanews.com – Meskipun Bahasa Indonesia terkesan mudah, namun tidak banyak orang dapat menulis dengan baik. Untuk itu melalui artikel singkat ini akan dijelaskan contoh teks ekposisi tentang pendidikan, yang harapannya dapat menjadi bahan rujukan Anda.
Dipilihnya teks eksposisi tentang pendidikan mendukung beberapa artikel di Djawanews yang membahas teks-teks eksposisi lainnya. Selain itu jenis teks eksposisi saat ini paling banyak digunakan di media-media online.
Struktur dan Contoh Teks Eksposisi Tentang Pendidikan
Teks eksposisi banyak digunakan di tulisan media online karena memiliki susun yang ringkas, padat, dan jelas. Selain itu teks eksposisi juga berisi informasi dan pengetahuan yang menarik minat para pembacanya.
Meskipun demikian, teks eksposisi tidak secara spesifik hanya digunakan di media online saja, banyak media cetak juga acap kali menggunakan gaya penulisan seperti ini. Sebelum masuk lebih dalam, berikut struktur teks eskposisi yang harus Anda ketahui.
1. Permasalahan
Untuk memulai sebuah artikel atau tulisan, sebaiknya Anda paparkan sebuah permasalahan faktual. Sebagai contoh, dalam teks eksposisi pendidikan, Anda dapat mengangkat permasalahan tentang pendidikan karakter dan pendidikan bagi remaja.
2. Argumentasi
Setelah Anda memaparkan pokok permasalahan yang Anda kemukakan, kemudian saatnya Anda memaparkan pikiran atau argumentasi Anda dalam menanggapi permasalah tersebut. Argumentasi dapat berisi alternatif atau solusi yang ditujukan untuk membantu pemecahan masalah.
3. Kesimpulan
Langkah terakhir adalah penyarikan semua pemaparan dalam satu kesimpulan yang ringkas dan padat. Kesimpulan berisi pengulangan dari permasalahan dan penegasan jika argumentasi Anda adalah solusi yang paling tepat.
Permasalahan, argumentasi, dan kesimpulan adalah beberapa struktur yang wajib ada dalam dalam teks eksposisi. Agar tidak bingung, berikut ini beberapa teks eksposisi yang dapat Anda jadikan contoh penulisan.
Contoh Teks Eksposisi tentang Pendidikan Karakter
Manusia memiliki kemampuan untuk terus belajar dan bertransformasii, hal tersebut sebagaimana dasar dan esensi dari pendidikan karakter yang jarang teraplikasikan. Di Indonesia sendiri penerapan pendidikan karakter masih sebatas pada penekanan moralitas.
Pendidikan moral memang perlu, namun porsinya terkadang timpang dengan berbagai aspek lainnya, seperti pemahaman dan logika. Selain itu, pendidikan karakter di Indonesia sejauh ini dalam aplikasinya masih searah, yaitu guru menerangkan dan siswa mendengarkan.
Moralitas juga erat kaitannya dengan “humanisme”, atau cara bagaimana manusia dapat memanusiakan orang lain. Namun, untuk mencapai humanisme terkadang banyak orang lupa jika dibutuhkan beberapa unsur pendukung—tidak sebatas pada teori-teori moralitas.
Sebagaimana kita ketahui, melalui sekolah murid-murid sudah dicekoki dengan berbagai teori moralitas tentang hukum-hukum kebenaran dan keburukan. Bukannnya hal tersebut salah, namun murid masih perlu diajak berpikir terkait pemaham adanya suatu teori benar dan salah tersebut.
Ketika para murid dapat melakukan pemahaman atas analisis yang dilakukan bersama pengajar, maka murid dapat mengerti esensi dari suatu kebenaran, dan dapat menemukan jawaban “mengapa kebenaran harus dilakukan”.
Penanaman pendidikan karakter sejak dini memang dibutuhkan pembenahan secara mendalam mulai dari sistem pendidikan yang telah ada. Kurikulum, bahan ajar, hingga kualifikasi pendidik adalah beberapa hal utama yang mesti dibenahi kembali.
Jika pendidikan karakter menerapkan prinsip humanisme dan pemahaman, bukan tidak mungkin Indonesia di masa depan akan bebas dari para pejabat yang korupsi dan akan lebih toleran terhadap berbagai perbedaan.
Contoh Teks Eksposisi tentang Pendidikan Remaja
Usia remaja adalah periode transisi manusia dari masa anak anak menuju awal dewasa, di mana secara psikis akan memiliki ego dan kepribadian yang lebih rentan. Hal tersebut dikarenakan manusia yang memasuki remaja akan berusaha mencari identitas diri.
Jika pada masa anak-anak ruang keluarga adalah yang utama, di masa remaja manusia akan berusaha mencari ruang di luar keluarga. Tentu lingkungan akan sangat berpengatuh terhadap perkembangan anak-anak yang memasuki usia remaja.
Selain karakter yang berubah, bentuk tubuh dan fisik remaja akan mengalami transisi dari sebelumnya. Beberapa organ vital akan aktif dan di usia ini remaja secara naluriah akan mencari tahu berbagai hal tentang seksualitas.
Indonesia adalah salah satu negara yang masih menganggap seksualitas adalah hal yang tabu dan menurup rapat rapat berbagai hal yang menyinggung seks. Hal tersebut di masa sekarang ternyata memiliki dampak yang serius bagi remaja, terutama yang kemudian mencari tahu sendiri tentang seksualitas.
Rasa ingin tahu yang tinggi dan hasrat seksualitas yang mulai aktif di usia remaja, tidak sedikit menimbulkan berbagai dampak negatif dalam masyarakat, beberapa di antaranya adaah kehamilan di luar nikah hingga kasus pelecehan seksual.
Di zaman yang menawarkan berbagai akses informasi yang tidak terbatas ini, pendidikan seks usia remaja tentu adalah hal yang penting dilakukan. Namun kendalanya adalah usaha tersebut harus melawan kebudayaan yang ada di Indonesia sendiri.
Tidak hanya lembaga pendidikan seperti sekolah yang harus mengkampanyekan edukasi tentang alat reproduksi, namun lingkup keluarga juga memiliki peranan yang penting.
Keluarga harus ikut berperan dalam edukasi remaja, agar mereka tetap mengganggap keluarga sebagai rumah untuk kembali. Selain itu tawar menawar dengan budaya tabu juga harus dipertimbangkan, karena bagaimanapun budaya kita akan menganggap aneh membicarakan seks di meja makan keluarga.
Namun perlu dipahami jika pendidikan remaja yang masih fokus pada seksualitas masih terlalu sempit. Di laur seksualitas, masih banyak hal yang harus diperhatikan, seperti etika, budi pekerti, tanggung jawab, pemahaman, dan penalaran.
Jadi, jika ada pendapat yang menyatakan pembentukan karakter manusia ada pada masa tumbuh kembang anak (usia di bawah 10 tahun), maka hal tersebut salah besar, karena manusia akan selalu bertransformasi hingga akhir hayatnya.
Dua contoh teks eksposisi tentang pendidikan di atas dapat dijadikan sebagai bahan atau sumber penulisan Anda. Meskipun demikian, terkait ide dan tema Anda dapat mengeksplorasi kembali lebih jauh dan mendalam.