Djawanews.com - Tempe adalah salah satu jenis makanan yang paling terkenal di Indonesia. Tempe tak lagi dikenal sebagai makanan kampung, sebab kini namanya sudah mendunia. Tempe bahkan telah diajukan oleh Indonesia ke UNESCO sebagai warisan budaya dunia.
Selama ini, tempe dikenal sebagai makanan tradisional yang terbuat dari kacang kedelai. Tempe diproses dengan cara fermentasi.
Tetapi kini, tempe juga bisa dibuat dari bahan-bahan lain seperti kacang ijo, kacang moro, melinjo, bahkan edible flower, maupun mi instan. Tempe bukan hanya sekadar makanan. Dan, tempe juga dapat diartikan sebagai proses pembuatan tempe itu sendiri.
Tempe itu bukan hanya sekadar makanan. Kata 'tempe' itu sebenarnya bisa dipakai jadi kata kerja, yaitu 'menempe'. Jadi yang menjawab kenapa ada tempe koro atau tempe edible flower dan tidak melulu kacang kedelai. Berdasarkan penelitian, sejauh ini ada sekitar 22 jenis kacang-kacangan di seluruh dunia yang bisa dijadikan tempe.
Tempe memiliki sejarah panjang di Nusantara. Menurut sejarawan kuliner Fadly Rahman, tempe sudah ada sejak abad ke-19 dan dijadikan produk protein nabati pengganti daging.
Mulanya, tempe dibuat memang menggunakan kacang kedelai. Fadly Rahman mengatakan itu disebabkan karena dulu budidaya kedelai di nusantara sangat melimpah. Karenanya dimanfaatkan orang dari berbagai kalangan. Salah satunya untuk membuat tempe.
Nah, menilik jejak arkeologisnya, ternyata kedelai tercatat pada prasasti dan naskah kuno. Sebuah produk bernama taufu yang terbuat dari kedelai tercatat dalam prasasti tersebut.
Sejarah tempe yang panjang turut membuktikan bahwa makanan ini memang kaya akan nutrisi. Kandungan nutrisinya bahkan lebih tinggi dari daging. Proses fermentasi tempe bahkan bisa melipatgandakan zat bioaktif.
Dari keistimewaan itulah tempat diakui sebagai warisan budaya Indonesia. Tempe kini juga diajukan sebagai warisa budaya dunia.