Djawanews.com – Komodo (Varanus komodoensis) adalah spesies hewan purba yang terdapat di Indonesia, khususnya Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sebagai salah satu hewan purba yang masih mampu bertahan sampai saat ini, komodo memiliki sangat banyak keunikan. Salah satunya adalah gerakannya yang lincah dan gigitannya yang kuat.
Namun, benarkah gigitan komodo mematikan?
Melansir Tempo.co, sebuah penelitian dilakukan oleh Dr. Bryan Fry, seorang peneliti dari Universitas Melbourne dengan menggunakan foto medis atau rontgen pada jaringan kepala komodo.
Dalam penelitian yang dipublikasikan tahun 2009 itu Bryan menyebutkan bahwa komodo adalah reptil berbisa yang mematikan.
Komodo membunuh mangsa dengan kombinasi kekuatan gigitannya dan racun berbisa ang dikeluarkan oleh ribuan kelenjar-kelenjar yang terletak di gusinya. Komodo mengeluarkan racun bersamaan dengan gigitannya.
Dr. Bryan Fry mengatakan “Reptil ini biasanya menggigit mangsanya, dan kemudian meninggalkan mangsa yang berdarah hingga mati akibat luka yang mematikan. Kami sekarang tahu bahwa itu disebabkan oleh kombinasi kekuatan gigi dan kelenjar berbisa yang mematikan mangsa.”
“Kombinasi gigitan dan bisa racun ini membuat komodo sedikit melakukan kontak dengan mangsanya, ia cukup melukai dan menyebarkan racun, kemudian meninggalkannya. Membuat komodo bisa menangkap mangsa yang lebih besar, tanpa harus lama bertempur yang juga akan berbahaya bagi dirinya,” ujarnya.
Dari penelitian ini, muncul hipotesa bahwa komodo tidak mungkin mematikan mangsanya hanya dengan mengandalkan gigitan, seperti Carnivora lain pada umumnya.
Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa hewan purba ini adalah binatang berbisa terbesar yang pernah hidup di bumi.
Ingin tahu berita lainnya? Baca di Djawanews dan ikuti instagram Djawanews