Buleleng, Bali, (23/12/2019) Sebuah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berdiri di Celukan Bawang Bali, PLTU tersebut sudah dibangun sejak tahun 2015. Krisis energi masih menjadi momok di Pulau Dewata.
PLTU Celukan Bawang dan pembangkit listrik lainnya di Bali memiliki kapasitas total 1.300 MW, sementara itu beban puncak listrik di Bali adalah 900 MW. Meskipun memiliki sisa cadangan, namun Bali belum dinyatakan bebas krisis energi.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelum 2015, Bali mengalami defisit energi yang parah. Sebagai ikon wisata dunia tentu Bali membutuhkan suplai energi yang semakin bertambah tiap tahunnya.
Kapasitas PLTU Celukan Bawang Bali
Tanggal 25 September 2015 adalah hari yang membahagiakan bagi masyarakat Bali, karena sebuah pembangkit listrik mulai beroperasi guna mengatasi krisis energi. Pembangunan pembangkit listrik diinisiasi oleh PT General Energi Bali (GEB) yang telah berpengalaman membangun pembangkit listrik.
Pembangunan pembangkit listrik di Celukan Bawang dilakukan setelah sebelumnya ditandatangani kesepakatan Power Purchase Agreement (PPA) bersama negara dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada tahun 2007.
Dilansir dari Era.id, setelah empat tahun PLTU Celukan Bawang beroperasi, telah memasok 43% persen kebutuhan listrik di Pulau Bali. Pemenuhan energi tidak hanya untuk Bali, namun juga wilayah Jawa.
Listrik yang diproduksi PLTU Celukan Bawang dapat disalurkan ke beberapa wilayah di Jawa dengan mengggunakan sistem interkoneksi Jawa-Bali dengan saluran transmisi 150 kilovolt.
PLTU Celukan Bawang dapat menghasilkan kapasitas bersih 380 MW, Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Direktur Operasional GEB, Agus Mardadi, dilansir dari sumber yang sama.
Kapasitas total PLTU Celukan Bawang terbagi atas tiga unit pembangkit listrik, dengan sebesar 3X142 MW. Kendati demikian masih banyak pihak berasumsi jika Bali masih membutuhkan pasokan energi yang lebih besar.
Empat tahun sudah PLTU Celukan Bawang Bali beroperasi, namun tidak menutup kemungkinan jika kebutuhan energi di Bali semakin bertambah. Untuk itu di masa mendatang dibutuhkan pembangkit listrik lainnya untuk memenuhi asupan listrik.