Djawanews.com – Hari ini, Kamis, 2 April 2020 merupakan hari yang istimewa bagi keluarga besar Keraton Yogyakarta. Pasalnya, Raja sekaligus Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwono X (HB X) merayakan ulang tahun yang ke-74.
Sebagai seorang Gubernur dan Raja selama 31 tahun, Sri Sultan HB X ternyata memiliki sisi yang menarik untuk dibahas. Penasaran? Kepoin terus yuk!
5 Fakta Sultan HB X yang Harus Kamu Tahu
1. Nama Asli Sultan HB X
Sri Sultan HB X dilahirkan di Yogyakarta pada 2 April 1946. Nama aslinya yakni Bendara Raden Mas Herjuno Darpito. Setelah dewasa, ia diberi gelar Kanjeng Gusti Pengeran Harya (KGPH) Mangkubumi.
Kemudian, saat menjadi putra mahkota, ia diberi gelar Kanjeng Gusti Adipati Arya (KGPAA) Hamengku Negara Sudibyo Rajaputra Nalendra ing Mataram.
2. Anak Tertua Sultan Hamengkubuwono IX
Bendahara Raden Mas Herjuno Darpito merupakan anak tertua dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Ia memiliki empat adik, di antaranya Gusti bendahara Pangeran Harya (GBPH) Joyo Kusumo, GBPH Hadiwinoto, GBPH Prabukusuma dan GBPH Yudhaningrat.
3. Pernah Bekerja di Pabrik Gula Madukismo
Sri Sultan HB X merupakan alumni Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada. Ia masuk pada tahun 1965 dan lulus 1982.
Saat menempuh pendidikan di UGM, ia hanya aktif kuliah di semester awal, selanjutnya Raden Mas Herjono Darpito justu sibuk membantu sang ayah di Jakarta yang saat itu menjabat sebagai wakil presiden. Itulah mengapa perlu waktu yang lama baginya, untuk lulus dari UGM.
Pada 1978, HB IX meminta dia untuk kembali ke Yogyakarta untuk merampungkan studinya. Sekembalinya ke tanah kelahiran, dia bekerja di Pabrik Gula Madukismo yang merupakan salah satu usaha keluarha kraton.
4. Bertemu GKR Hemas di Warung Bakmi
Pertemuan Sultan HB X dengan istinya Gusti Kanjeng Ratu hemas alias Tatiek Dradjad Supriastuti tergolong unik. Mereka bertemu di warung bakmi di daerah Rotowijayan Yogyakarta. Keduanya pun akhirnya menikah pada 18 Mei 1973 di Keraton Yogyakarta.
5. Gelar Sri Sultan HB X
Bendara Raden Mas Herjuno Darpito diangkat menjadi Gubernur DIY sekaligus Raja Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada 7 Maret 1989, menggantikan Gubernur sebelumnya Paku Alam XII yang wafat.
Adapun gelar Raja Kesultanan Yogyakarta yang ke-10 itu adalah ‘Sampeyan Dalem ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono Senapati ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sadasa’.