Seiring dengan perkembangan yang semakin modern membuat dunia sepak bola terdapat beberapa aturan baru. Aturan seperti penggunaan teknologi VAR juga sudah diterapkan di beberapa Liga di dunia.
Dengan adanya teknologi VAR memang membantu agar wasit lebih adil dalam menentukan apakah gol, offside, handball di dalam kotak pinalti, dan hal-hal lain. Namun tidak hanya itu saja, ada juga aturan Financial Fair Play yang harus dipatuhi oleh tiap klub di Eropa selama masih berada di naungan UEFA atau Uni Sepak Bola Eropa.
Bagi sebagian orang mungkin belum mengetahui bagaimana saja peraturan dari Financial Fair Play dan kenapa tiap klub di Eropa harus mentaati peraturan tersebut. Nah sebagai informasi, di bawah ini terdapat penjelasan mengenai bagaimana saja peraturan Financial Fair Play.
Berikut Peraturan Financial Fair Play dalam Sepak Bola
Sebenarnya menurut mantan Presiden UEFA Michel Platini aturan Financial Fair Play diciptakan atas kemauan para pemilik klub sepak bola di Eropa. Para pemilik klub memang meminta untuk dirumuskan sebuah aturan baru keuangan, karena sebagian klub tak mampu mengontrol dengan baik keuangan mereka.
Aturan ini disetujui pada bulan September tahun 2009 silam serta mulai dijalankan pada musim 2011/2012. Adapun fungsi dari Financial Fair Play ini sendiri adalah membatasi agar klub-klub kaya tidak seenaknya sendiri dalam belanja pemain, maupun menggaji para pemain dan staff.
Selain itu Financial Fair Play juga memiliki fungsi agar mencegah terjadinya krisis finansial pada klub akibat banyak dililit utang. Dalam bahasa resmi UEFA, aturan ini diciptakan guna membantu meningkatkan dan menstabilkan kesehatan finansial sepak bola di Eropa.
Peraturan Financial Fair Play ini sebenernya cukup sederhana yakni para klub sepak bola tidak boleh berbelanja pemain di luar kemampuan financial mereka. Secara mudahnya jumlah pengeluaran atau uang keluar sebuah klub tidak boleh lebih besar dibandingkan jumlah pendapatan klub tersebut. Intinya jumlah pendapatan dikurangi jumlah pengeluaran tidak boleh di angka minus.
UEFA sendiri membatasi tiap klub hanya boleh merugi diangka 45 Juta Euro atau sekitar 719 miliar rupiah pada tiga musim atau tiap musimnya 15 Juta Euro. Adapun uang keluar yang maksud dalam Financial Fair Play adalah biaya belanja pemain, gaji pemain dan staff.
Namun biaya yang dikeluarkan untuk masa depan klub diantaranya proyek infrastruktur, pengembangan pemain muda, dan juga fasilitas latihan klub tidak masuk ke dalam hitungan aturan ini.
Nah itulah tadi pembahasan mengenai peraturan Financial Fair Play dalam sepak bola. Apabila klub yang berada di bawah naungan UEFA tidak patuh ke dalam peraturan ini dapat dikenakan sanksi mulai yang ringan sampai yang berat yakni larangan bermain mengikuti kompetisi UEFA beberapa tahun.