Djawanews.com - Patah hati memang sangat melelahkan. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja setelah mengalami putus cinta ataupun ditolak.
Gejala awal patah hati adalah merasa ingin menangis dan berbaring di kasur. Beberapa orang bahkan tak ingin berbicara kepada siapapun. Patah hati juga membuat seseorang merasa hilang kendali atas hidupnya.
Selain melelahkan hati, patah hati juga bisa memberikan efek negatif di dalam tubuh kita.
Patah hati di tahap awal sering menyebabkan kekacauan pada jam tidur seseorang atau insomnia. Insomnia sendiri terjadi pada saat seseorang patah hati dan hal ini biasa terjadi ketika masih melajang.
Stres yang disebabkan patah hati juga bisa mengganggu proses biologis. Jadwal tidur tentu akan terganggu di malam hari.
Kecemasan dan jantung akan berdebar seiring patah hati yang belum terobati. Maka, sangat penting untuk mengetahui bahwa kesedihan serta putus cinta bisa menggangu kerja dan sistem saraf. Pada tahap ini, perasaan hilang kendali mungkin akan muncul.
Beberapa kasus ekstrem juga muncul akibat patah hati. Patah hati bisa memicu gejala kesehatan lain lain seperti serangan jantung. Sindrom patah hati atau dikenal dengan istilah Takotsubo cardiomyiopathy dapat menggambarkan kondisi tubuh yang mengalami gejala seperti serangan jantung akibat stres.
Hal ini bisa terjadi karena terdapat perubahan elektrokardiogram serta tes darah pada seseorang patah hati yang sangatlah mirip dengan pasien serangan jantung.
Nah, untuk menghindari efek negatif akibat patah hati ini, seseorang dianjurkan untuk melakukan meditasi. Bisa dengan yoga atau membaca buku.
Namun jika sindrom ini masih ada, maka seseorang disarankan untuk menceritakan hal tersebut kepada teman, sahabat, keluarga, orang tua, atau kepada psikiater. Ceritakanlah kepada orang yang kita percaya.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.
