Djawanews.com - Seringkali adanya kerusakan rumah tangga disebabkan oleh puber kedua pada pria yang dianggapnya sangat rentan, namun hal tersebut masih diperdebatkan apakah benar menjadi fakta atau hanya mitos belaka. Karena pada jaman sekarang banyak ditemui beberapa orang sudah berumur paruh baya menggunakan dandanan layaknya menjadi seorang anak muda kembali.
Dan di beberapa kondisi, akhirnya menimbulkan sebuah kehancuran rumah tangga hingga menyebabkan adanya perceraian. Namun beberapa keretakan dalam rumah tangga tidak serta merta hanya berasal dari mitos puber pada lak-laki, karena menurut medis sendiri ada penjelasan terkait dengan hal tersebut.
Karena dalam sebuah pernikahan, perselingkuhan merupakan sebuah hal menjadi resiko tersendiri saat Anda mulai memutuskan menjalin hubungan dengan seseorang. Layaknya seorang anak yang mempunyai fase dalam pertumbuhan, pernikahan juga sama ada fasenya tersendiri di dalamnya. Berikut akan kami ringkas dalam penjelasan artikel ini.
Kenali Puber Kedua Pada Pria Lebih Jauh
Istilah puber sendiri digunakan pada orang yang mulai mengalami perkembangan dalam kematangan organ yang dimilikinya. Beberapa tanda terjadinya puber oleh pria dan wanita memiliki ciri khasnya sendiri. Untuk wanita, puber ini biasa terjadi ketika menginjak umur 9 tahun hingga umur 14 tahun. Dengan berbagai pertumbuhan seperti rambut, payudara, serta rambut di bagian organ intimnya.
Dan pada pria, kejadian yang dialami ketika mengalami puber adalah pada umur 9-15 tahun. Biasanya adanya beberapa pertumbuhan rambut kumis, jenggot, dan juga di daerah kemaluan, serta jakun yang tumbuh di leher seorang pria remaja. Kematangan hormon menjadi salah satu faktor penting dalam pertumbuhan ini, namun belum ada penjelasan fakta mengenai puber kedua pada pria yang seringkali tersebar di masyarakat.
Selain adanya perubahan tampilan badan, puber juga mengakibatkan perubahan kondisi psikologis seseorang. Dan akhirnya berpengaruh kepada kondisi emosi seseorang. Tidak jarang yang mengalami perubahan emosi ketika menjalani masa pubertas tersebut, terutama ketika hormon seseorang sedang naik secara berkala.
Fakta dan Mitos Mengenai Puber yang Sering Diperbincangkan
Dalam dunia medis, memang menjelaskan terjadinya puber pada seseorang. Namun, kejadian tersebut tidak terjadi pada orang sudah berusia paruh baya. Jika ada seseorang yang berlaku seakan-akan seperti pada masa puber, maka bukanlah sebuah puber kedua pada pria. Namun tepatnya disebut dengan krisis paruh baya yang dialami seseorang.
Di dalam sebuah jurnal Seikowski Leipzig mengatakan bahwa peningkatan usia pada seorang laki-laki akan mempengaruhi mental orang tersebut. Bahkan, ada kondisi khusus mengatakan bahwa sebagian besar orang yang memiliki usia 40 hingga 65 tahun mendapatkan keluhan seperti kesulitan konsentrasi, mudah mengalami kelelahan, dan juga kehilangan daya ingat mereka.
Jurnal lain juga ada yang menyebutkan bahwa seorang laki-laki akan mengalami perubahan emosi tidak stabil saat berada di umur 50 tahun. Lalu terjadi sebuah perubahan kondisi fisik serta emosional. Yang dapat menyebabkan perubahan kepercayaan diri, kepuasan hidup, serta kualitas kepuasan hubungan dengan pasangan masing-masing. Mungkin hal tersebut bisa menyebabkan keruntuhan rumah tangga seseorang, bukan adanya puber kedua pada pria.
Simak artikel menarik lainnya hanya di Warta Harian Djawanews. Ingin mendapatkan informasi cepat dan menarik? Jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.