Djawanews.com – Cinta Pierre Tendean dan Rukmini seharusnya disakralkan di pelaminan. Namun, sejarah tak berkata demikian. Cinta keduanya harus kandas karena Pierre Tendean menjadi salah satu korban dalam peristiwa berdarah G30S 1965.
Pierre Tendean lahir di Jakarta pada 21 Februari 1939. Dia merupakan anak kedua dari seorang dokter bernama Dr. A.L. Tendean dan wanita Belanda berdarah Prancis, Maria Elizabeth Cornet.
Pierre Tendean tertarik pada dunia kemiliteran sejak lulus SMA. Dia bergabung dengan Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD) pada tahun 1958 di Bandung. Dia mengawali karier militer dengan menjadi intelijen hingga kemudian ditunuk sebagai Ajudan Jenderal Besar TNI AH Nasution.
Sosok Rukmini Kekasih Pierre Tendean
Gadis berambut ikal dan bermata besar itu memiliki nama lengkap Rr. M. CH. A. Nurindah Rukmini Chamim. Dia adalah putri sulung dari empat bersaudara. Ayahnya adalah Raden Chamim Rijo Siswopranoto.
Rukmini adalah seorang gadis berdarah Jawa asal Yogyakarta. Dia lahir dari keluarga penganut agama islam yang taat. Rukmini pun dikenal sebagai gadis yang salihah dan rajin beribadah.
Pertemuan Pierre Tendean dan Rukmini
Pada tahun 1963 Pierre Tendean ditugaskan sebagai Komandan Peleton Batalyon Tempur 2 Kodam Bukit Barisan di Medan.
Saat itu, dia diajak sahabatnya untuk bertandang ke rumah keluarga Chamim. Di sanalah pertama kalinya ia bertemu dengan Rukmini yang merupakan putri sulung Chamim. Dari sinilah kisah cinta keduanya dimulai.
Pada mulanya Pierre Tendean tak tertarik dalam urusan hati. Namun, sikap Rukmini yang manis dan lemah lembut membuatnya jatuh hati.
Namun, baik Pierre Tendean maupun Rukmini tak ada yang menyangka bahwa ini adalah awal mula kisah tragis cinta mereka.
Lamaran Menjadi Pertemuan Terakhir
Pierre Tendean memantapkan hati dan melamar Rukmini pada Juli 1965. Keduanya berniat untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Pernikahan keduanya direncanakan akan dilaksanakan pada November 1965.
Namun, rencana pernikahan keduanya harus dikubur bersamaan dengan gugurnya Pierre Tendean di malam 30 September 1965 bersama enam orang jenderal angkatan darat lainnya.
Keduanya tidak pernah menyangka bahwa momen lamaran menjadi pertemuan terakhir. Cinta keduanya tinggal sejarah.
Ingin tahu informasi lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews