Melakuakn perjalanan mudik lebaran menjadi aktivitas rutin yang dilakukan masyarakat Indonesia untuk bertemu dengan orang tua dan keluarga di kampung halaman. Perjalanan mudik ini paling banyak dilakukan menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Perjalanan mudik merupakan perjalanan yang biasanya membutuhkan waktu panjang dan menuntut stamina yang lebih kuat dalam menjalaninya. Sebab, perjalanan mudik, baik melalui darat, laut, maupun udara biasanya juga membutuhkan waktu minimal satu hingga 12 jam.
Lamanya perjalanan mudik itu tentu mendatangkan berbagai masalah. Umumnya, masalah yang muncul adalah banyak keluhan kesehatan saat menjalani perjalanan mudik. Keluhan yang sering diderita oleh pemudik adalah badan pegal-pegal, otot keram, dan kesemutan.
Dokter spesialis keolahragaan dr Grace Tumbelaka SpKO mengatakan, ada sejumlah alasan mengapa tubuh mengalami pegal-pegal, keram, dan kesemputan saat perjalanan panjang, terutama di dalam sebuah alat transportasi. Menurut dia, masalah itu disebabkan tubuh mengalaim posisi duduk dan diam selama berjam-jam.
“Tubuh kita itu kan berada dalam posisi duduk selama berjam-jam. Hal itu bukan berarti tubuh kita rileksi,” jelas Grace seperti dilansir dari Republika.
Menurutnya, ada otot-otot yang berkontraksi untuk menahan tubuh yang sedang dalam keadaan duduk. Pada saat tubuh mengalami posisi duduk, cairan tubuh pun mengalami penurunan ke bawah karena adanya gravitasi.
Biasanya orang-orang yang naik pesawat terlalu lama mungkin lebih sering mengalami ini sehingga mengalami kaki keram dan bengkak. Tubuh pegal-pegal, keram, dan kesemutan disebabkan oleh adanya aliran darah yang terhambat sehingga menyebabkan aliran darah tidak lancar.
Tips menjaga kesehatan saat mudik lebaran
Mengingat permasalahan akibat duduk terlalu, Grace menguraikan tips mudik dengan mobil atau kendaraan lain. Dirinya menyarakan untuk melakukan peregangan terlenih dahulu pada saat sebelum ataupun menaik moda transportasi, baik itu mobil, bus, kereta, maupun pesawat.
Peregangan itu berupa senam kecil yang bisa dilakukan pada saat duduk di kursi yang meliputi kepala, pundak, lengan, badan, dan kaki serta tungkai. Senam kecil itu dilakukan minimal setiap dua jam sekali untuk membiarkan otot-otot tubuh bergerak dan mengalami kontraksi.
“Untuk menghindari kaki bengkak, keram, kesemutan, pegal-pegal, setiap minimal dua jam melakukan peregangan. Kalau tidak memungkinkan, melakukan senam kecil di bangku,” jelasnya.
Caranya pun sebenarnya mudah. Misalnya, peregangan kepala dan leher dengan menggerakkan kepala ke kanan ke kiri, lalu ke bawah lalu tegak, bukan ke belakang. Gerakan itu disusul dengan menggerakkan bahu ke atas ke bawah, diputar ke depan dan belakang.