Djawanews.com – Laporan Water for Life Decade 2005-2015, yang dirilis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menempatkan kelangkaan air menjadi masalah utama penduduk di dunia pada abad ini. PBB menjelaskan bahwa seperlima atau sekitar 1,2 miliar orang hidup di wilayah yang kekurangan air. Bahkan, pada 2025 diperkirakan akan ada 3,4 miliar orang tinggal di daerah-daerah langka air.
Jelas saja, permasalahan seperti itu bukan sesuatu yang dapat diabaikan. Maka dari itu, setiap individu sudah saatnya untuk mempertimbangkan hal-hal kecil yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan.
Jika kamu sadari, pada ingredients skincare yang biasa kita gunakan, pasti mayoritas menggunakan bahan dasar air, seperti cleanser, serum, pelembab, bahkan parfum, dan banyak hal lainnya. Air yang dikenal sebagai pelarut untuk bahan yang padat dan mengandung aktif gas memang sering digunakan karena dapat meningkatkan daya sebar hingga konsistensi produk.
Waterless beauty, yakni produk-produk kecantikan yang mengurangi penggunaan air sebagai bahan utama. Konsep ini awalnya datang dari Korea Selatan pada 2015.
Dilansir dari berbagai sumber, Pendiri Futurewise Studio, Shanu Walpita mengatakan kepada Vogue, bahwa air dikenal sebagai pelarut yang bisa melarutkan bahan aktif berbentuk padat atau gas.
Air yang berfungsi sebagai pelarut ini guna untuk meningkatkan konsistensi dan daya sebar pada beberapa produk kecantikan, seperti cleanser, serum, dan parfum. Penambahan air pada formula dalam produk kecantikan bisa membuat tekstur menjadi lebih lembut dan mudah dibentuk.
Dilansir dari laman Harpers, kini sudah banyak merek kecantikan yang mulai mengadaptasi konsep waterless beauty, yaitu Susteau, SBTRCT, Ethnique, Vapour Beauty, dan lain sebagainya.
Ingin tahu informasi mengenai inspirasi lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews.