Djawanews.com – Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi, memiliki penilaian terhadap laju perusahaan rintisan Indonesia. Menurutnya, perusahaan startup yang melejit, seperti fintech, e-commerce, dan travel industry mulai sulit mendapat pendanaan baru, terutama yang sudah menyandang status decacorn. Kalau yang masih unicorn, mungkin sekadar tambahan dana. Beberapa berusahaan itu mayoritas dibuat oleh entrepreneur muda Indoensia.
Dikutip dari detikcom, pada Jumat (21/02/2020) Heru berpendapat, “Startup sekarang memasuki babak kedua. Arahnya pada adopsi dan solusi dengan layanan dan teknologi blockhain, internet of thing, big data, artificial intelligence, robotica. Startup yang terkait hal tersebut yang sekarang peluang dapat pendanaan besar.”
Nasib Karyawan Perusahaan Startup Mulai Tidak Jelas
Efisiensi adalah langkah yang harus diambil ketika perusahaan sulit mendapatkan pendanaan baru. Beberapa perusahaan Tanah Air telah melakukannya, termasuk Bukalapak yang saat ini tidak dikomandoi Zaky. Dikabarkan bahwa Bukalapak telah melakukan pengurangan jumlah karyawan. Selain itu, Heru berpendapat bahwa perusahaan startup tidak lagi memberikan gaji besar pada karyawan barunya.
“Jumlah karyawan mulai dikurangi, gaji yang jor-joran akan muli rasional, cashback, promo, gratis ongkir berubah jadi gimik dan menghindari bakar uang,” ungkapnya.
Saat ini, bekerja di perusahaan startup tidak seindah beberapa tahun yang lalu, yaitu ketika perusahaan masih memberikan gaji yang besar. Apalagi, mereka (karyawan perusahaan startup) dihantui oleh kebijakan pengurangan karyawan.