Djawanews.com – Anda tentu tak asing dengan RM Padang Sederhana yang menjual sajian menu dari Padang, bukan?
Rumah makan yang menjual menu sajian dari Padang itu ternyata cukup melegenda. Pasalnya, gerai Padang Sederhana ada di hampir di setiap kota besar yang ada di Indonesia. Bahkan jadi ikon kuliner masakan Padang. Namun tahukah Anda kisah haru di balik berdirinya rumah makan padang tersebut?
Kisah Pendiri RM Padang Sederhana yang Sempat Bekerja sebagai Pedagang Asongan
Pendiri RM Padang Sederhana bernama H. Bustaman. Ia lahir pada tahun 1955 di Sumatera Barat. Meski ia sukses mendirikan rumah makan Padang yang legendaris, Bustaman ternyata hanya lulusan SD. Faktor budaya yang memaksa Bustaman merantau untuk mencari ilmu dan pengalaman.
Jambi adalah tujuan pertamanya kala itu. Di sana ia bekerja serabutan, mulai dari kerja di kebun karet, jual koran, tukang cuci piring, bahkan pedagang asongan. Setelah ia menikah, pada tahun 1970 Bustaman nekat merantau ke Jakarta. Ia numpang di rumah adik iparnya yang berada di daerah Matraman, Jakarta Pusat.
Ibu Kota memaksanya bekerja sebagai penjual rokok dorong. Namun kondisi tersebut tak bertahan lama karena ada perselisihan antara preman dan orang Minang. Bustaman dan istrinya, Fatimah, terpaksa pindah ke Pejompongan dan membuat penghasilannya anjlok.
Kondisi tersebut jadi cambuk untuknya. Ia berpikir keras bagaimana cara mendapatkan penghasilan lebih. Dari situ Bustaman berniat membuka warung makan dengan bekal sebagai tukang cuci piring di rumah makan. Ia nekat menyewa tanah kecil dengan biaya sewa Rp3 ribu.
Percobaan pertamanya gagal karena berbagai hal, mulai dari omzet yang kecil hingga dagangan yang dibawa kabur pembantu barunya. Tak putus asa, ia konsisten pada bidangnya. Bustaman mencari tukang masak yang bisa dipercaya. Setelah menemukan, jalan terang mulai nampak.
Sayangnya hal-hal buruk terus datang, salah satunya adalah gusuran Satpol PP karena saat itu Bustaman berdagang dengan gerobak. Ia akhirnya memutuskan buka warung di lahan yang disediakan pemerinta dengan harga Rp750 per lapak. Sayangnya ia hanya mampu membeli satu lapak, padahal ia butuh dua lapak.
Untuk mengatasi masalah itu, nama pamannya ia gunakan untuk membeli satu lapak lagi. Hal itu ternyata jadi bibit masalah baru karena jadi sengketa di kemudian hari. Tak putus asa, Bustaman bersabar dan berhasil membeli lapak baru.
Masalah tak hanya sampai situ. Rumah Bustaman di Pejompongan pernah terbakar. Untungnya anak dan istri selamat. Yang tersisa saat itu hanya gerobak dagang miliknya. Ia terpaksa mulai dari awal.
Pelan tapi pasti, usaha Bustaman mulai berkembang. Pada tahun 1974 ia mengembangkan bisnisnya ke daerah Pasar Bendungan Hilir. Lalu cabang baru kembali ia buka di Roxy Mas.
Nama Rumah Makan Padang Sederhana sendiri ia dapat atas usulan istrinya. Nama tersebut terinspirasi dari nama restoran di Jambi tempat Bustaman dulu bekerja. Selain itu nama “Sederhana” dianggap mudah diingat.
Buah kesabaran dan kerja keras H. Bustaman sudah terlihat. Kini ia memiliki 160 gerai di beberapa kota, termasuk di Malaysia. Ia mengembangkan rumah makan tersebut secara mandiri atau dengan sistem franchise.
Banyak kisah menarik di balik sosok pendiri RM Padang Sederhana itu. Untuk mendapatkan artikel menarik lain, kunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.