Djawanews.com – Jalan di Kawasan Wisata Malioboro sudah hampir 1 minggu ditutup untuk kendaraan bermotor. Namun uji coba jalur pedestrian di Malioboro tersebut dinilai merugikan sejumlah pemilik toko.
Ketua Paguyuban Pengusaha Malioboro Ahmad Yani (PPMAY), Sadana Mulyono, menjelaskan jika rata-rata omzet selama penerapan rekayasa lalu lintas hanya mencapai 20% alias turun 80%.
“Betul-betul sangat parah dengan kondisi seperti ini,” papar Mulyono, dilansir dari Harian Jogja, (9/11). “Yang terkena efek tidak hanya pemilik toko, tetapi PKL, pedagang asongan, hingga warung penghuni Pasar Beringharjo. Kalau kami bisa bertahan ya bertahan, kalau tidak ya tutup. Pengusaha tidak akan membuka toko jika tidak ada omzet.”
Mulyono menjelaskan jika perlu ada dialog agar pemilik toko tidak merugi. Selain itu, dirinya juga mengusulkan rancangan format berupa penentuan waktu penutupan Jl. Malioboro.
Rancangan yang diutarakan Mulyono tersebut adalah penutupan mulai pukul 18.00 WIB lalu buka kembali pada pukul 22.00 WIB. “Hanya tutup empat jam, itu harapan kami,” imbuhnya.
Selain polemik uji coba jalur pedestrian di Malioboro, simak perkembangan dunia bisnis dari dalam dan luar negeri selengkapnya hanya di Warta Harian Nasional Djawanews. Untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.