Tingkat konsumsi masyarakat Indonesia jadi salah satu kunci tumbuhnya ekonomi. Simak artikel berikut.
Tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang tinggi di bulan ramadhan menjadi salah satu strategi petumbuhan ekonomi RI. Strategi tersebut dinilai menguntungkan di tengah perlambatan ekonomi dunia di tahun terakhir.
Dalam penyusunan RAPBN 2020, Sri Mulyani mewaspadai perlambatan ekonomi dunia. Sri Mulyani memasukkan beberapa potensi yang dapat meminimalkan dampak perlambatan ekonomi dunia.
Potensi yang dikemukakan Sri Mulyani kemudian diserahkan ke DPR agar dapat dibahas saat Rapat Paripurna. Potensi tersebut diharapkan menjadi pertimbangkan dalam penyusunan kerangka ekonomi dan pokok kebijakan fiskal 2020.
Tingkat konsumsi masyarakat Indonesia juga menjadi salah satu pertimbangan kebijakan.
Ada berbagai hal yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan kerangka ekonomi dan pokok kebijakan fiskal pada tahun 2020. Pertama adalah tentang proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2019-2020. Proyeksi tersebut dapat diambil dari sejumlah lembaga internasional.
Pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2019 dan 2020 harus diperhatikan dalam menyusun kebijakan. Pasalnya, beberapa lembaga internasional memerkirakan pertumbuhan ekonomi global hanya tumbuh sekitar 3,5 persen. Sementara pada tahun depan, ekonomi dunia diproyeksi tumbuh 3,6 persen.
Perang dagang antara Amerika Serikat dan China juga harus menjadi pertimbangan dalam penyusunan RAPBN. Seperti yang diketahui, perang dagang antara AS dan China sejak awal bulan memang memanas. Kedua mitra dagang Indonesia tersebut sama-sama menaikkan tarif bea masuk impor dari masing-masing negara.
Kenaikan impor tersebut kemdian berdampak pada perekonomian global, termasuk berdampak pada perekonomian Indonesia. Melemahnya rupiah atas dolar AS menjadi salah satu dampak yang sampai sekarang masih terasa.
Pertimbangan selanjutnya adalah kompetisi sekuritas. Sri Mulyani berpendapat bahwa ketidakpastian kebiijakan ekonomi dan hubungan perdagangan akan memberikan sentimen tertentu. Sentimen tersebut akan berpengaruh pada aliran modal asing dari investor. Aliran modal akan membuat kompetisi sekuritas menjadi semakin ketat.
Masalah geopolitik yang ada di kawasan Timur Tengah juga memberikan dampak pada ekonomi global. Masalah tersebut menjadikan ekonomi global semakin tidak menentu. Adanya perang dagang dan masalah geopolitik di Timur Tengah tentu menjadi poin penting yang harus diwaspadai Indonesia.
Dari beberapa hal yang harus dipertimbangkan tersebut, Indonesia dapat mengantisipasi ekonomi Indonesia melalui RAPBN 2020. Namun pemerintah juga turut memperhitungkan kemampuan ekonomi di dalam negeri.
Adanya momentum perayaan Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah atau lebaran 2019 menjadi salah satu keuntungan tersendiri. Pada momentum ini tingkat konsumsi masyarakat Indonesia meningkat. Sehingga pertumbuhan ekonomi dapat tercapai.
Meskipun tingkat konsumsi masyarakat Indonesia di bulan ramadhan dapat membantu pertumbuhan ekonomi, pemerintah harus menjaga beberapa hal. Pemerintah harus bisa menjaga inflasi serta menjaga daya beli masyarakat. Kebijakan fiskal di tahun 2020 juga harus bisa mendorong kontribusi investasi dan ekspor.