Djawanews.com – Sejak pertama kali menjabat sebagai presiden, Joko Widodo (Jokowi) selalu menekankan adanya perbaikan iklim investasi di Indonesia. Hal tersebut dilakukan agar Indonesia mampu menyaring banyak investor, dengan begitu ekonomi Indonesia akan terdongkrak.
Namun, cara pandang Presiden Jokowi terhadap investasi asing mulai melunak. Hal ini diketahui dari pernyataan yang ia sampaikan saat memberikan arahan kepada para gubernur mengenai percepatan penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2020.
Dalam pertemuan tersebut Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia tidak bisa lagi berharap dari investasi untuk mengejar pertumbuhan ekonomi. Sebagai gantinya, Jokowi ingin memaksimalkan belanja pemerintah.
“Kita tidak bisa mengharapkan lagi yang namanya investasi, itu pasti minus pertumbuhannya. Yang bisa diharapkan sekarang ini, semua negara hanya satu yang diharapkan yaitu belanja pemerintah, spending kita,” kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu, dikutip dari situs Setkab, Kamis (16/7/2020).
Jokowi juga meminta kepada seluruh gubernur agar tidak menahan atau menghentikan belanja pemerintah. Ia menilai, jika pemulihan ekonomi provinsi ingin cepat pulih, maka belanja pemerintah juga harus dipercepat lagi.
“Kuncinya hanya di situ. Enggak bisa lagi kita mengharapkan, sekali lagi, investasi, swasta, enggak. Karena ini munculnya memang harus dari belanja pemerintah,” tegas Jokowi lagi.
Tak hanya menyerah pada investasi, Presiden Jokowi juga menyatakan tak bisa mengharapkan kredit perbankan yang sebelumnya bisa tumbuh mencapai 12 persen, 13 persen, atau 8 persen.
“Sekali lagi, belanja pemerintah. Oleh sebab itu, saya berharap, belanja-belanja yang ada ini, harus dipercepat. Karena itu akan menaikkan konsumsi domestik kita, konsumsi rumah tangga kita yang di kuartal kedua ini turun, anjlok,” kata Jokowi.
Saat ini uang Pemda yang mengendap di bank mencapai Rp170 triliun dan nilai itu dinilai sangat besar. Sedangkan di sisi lain, dana sebesar itu dianggap tak disalurkan dengan cepat. Presiden mengaku melakukan pemantauan harian realisasi anggaran, namun tidak ada peningkatan yang ditunjukkan, terutama dari Kementrian.
Pemerintah Indonesia saat ini memang tidak sedang fokus pada iklim investasi lantaran adanya pandemi. Presiden saat ini justru menekankan adanya realisasi dana pemerintahan untuk menangani krisis yang terjadi saat ini. Bahkan Jokowi sempat mengeluarkan ancaman resuffle lantaran menganggap para menteri tak becus bekerja.