Djawanews.com – Tiga bank syariah milik BUMN diketahui telah melakukan merger untuk memaksimalkan pasar ekonomi syariah Indonesia. Terkait dengan hal tersebut, Pakar ekonomi syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Nazaruddin Abdul Wahid menjelaskan fenomena tersebut.
Nazaruddin menjelaskan terdapat tiga persoalan yang dihadapi perbankan syariah saat ini yaitu terbatasnya modal, komitmen dari masyarakat untuk memanfaatkan perbankan syariah dan fitur-fiturnya yang masih terbatas.
“Sehingga masih banyak kalangan usaha memanfaatkan konvensional,” jelas Nazaruddin dilansir dari Antara, Senin (19/10).
Perlu diketahui, sebelumnya Kementerian BUMN mengeluarkan kebijakan untuk menggabungkan tiga bank syariah yakni BNI Syariah, BRI Syariah dan BSM menjadi satu entitas.
Selain itu, Nazaruddin juga menjelaskan penggabungan ketiga perbankan milik BUMN tersebut akan menjawab persoalan yang dihadapi perbankan syariah saat ini.
“Saya sangat yakin dengan penggabungan tiga bank milik BUMN ini akan memperbesar pangsa pasar ekonomi syariah dan fitur-fitur yang selama ini dianggap masih terbatas akan terjawab dengan penggabungan perbankan milik pemerintah tersebut,” tandasnya.
Penggabungan bank syariah, menurut Nazaruddin akan menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah di dunia. Ia juga meyakini jika hal tersebut akan membuat ekonomi syariah tumbuh pesat di masa mendatang.
“Saya berharap program ini dapat segera diwujudkan karena merupakan sebuah hal yang sangat positif untuk menumbuhkan ekonomi syariah di Tanah Air,” imbuhnya.
Selain merger tiga bank syariah, simak perkembangan dunia bisnis dari dalam dan luar negeri selengkapnya hanya di Warta Harian Nasional Djawanews. Untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.