Djawanews.com – Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan (Menkeu), memastikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 mengalami perubahan. Ini terkait kondisi ekonomi negara yang kurang sehat karena sebaran virus corona (Covid-19).
Kepastian perubahan tersebut diperoleh setelah melakukan pertemuan dengan pimpian Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama Presiden Joko Widodo dan Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia (BI).
“Meski banyak policy bergerak terus, namun, dari komunikasi itu gambarkan bahwa APBN 2020 pasti mengalami perubahan sangat besar,” kata Sri Mulyani melalui telekonfereni di Jakarta pada Selasa (24/03/2020), seperti dikutip Djawanews dari AKURAT.CO.
Rincian Perubahan APBN Menurut Sri Mulyani
Sri Mulyani menjelaskan, perubahan APBN 2020 meliputi asumsi makro, seperti pertumbuhan ekonomi, harga minyak, nilai tukar rupiah, dan suku bunga.
“Growth jelas mengalami, banyak negara bahkan sudah pastikan resesi. Tinggal sebutkan resesi single digit atau double,” ungkap Sri Mulyani.
Meski begitu, Sri Mulyani memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi masih bisa tumbuh sebesar 2,5% hingga 3%. Angka pertumbuhan bergantung pada kecepatan penanganan pademi virus corona.
“Kuartal pertama kita cukup baik, tetapi kita lihat di kuartal kedua. Seandainya krisis pandemi (virus corona) segera teratasi, maka kita punya harapan pertumbuhan ekonomi kita mungkin terjaga pada kisaran yang kita sebut skenario sedang, yakni antara 2,5 sampai 3 persen,” jelas Sri Mulyani.