Djawanews.com – Harga pulsa ikutan melambung menyusul kenaikan bahan bakar minyak jenis Pertamax. Hal ini tidak lain disebabkan kebijakan pemerintah yang menaikkan pajak pertambahan nilai atau PPN yang semula 10 persen menjadi 11 persen.
Keputusan itu dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui laman resminya di kemenkeu.go.id baru-baru ini. Dalam keterangan akun itu pun dijelaskan, kenaikan tarif tunggal untuk PPN bakal dilakukan secara bertahap.
Mulai 1 April 2022, tarif PPN menjadi 11 persen, sedangkan per 1 Januari 2025 akan naik sebesar 12 persen.
Kebijakan yang tertuang dalam RUU HPP itu pun telah disetujui DPR RI. Mereka berdalih hal itu melalui pertimbangkan berdasarkan masyarakat dan dunia usaha yang belum sepenuhnya pulih akibat pandemi Covid-19.
Menurut Kemenkeu, tarif PPN di Indonesia ini termasuk masih rendah dibandingkan Filipina (12 persen), China (13 persen), Arab Saudi (15 persen), Pakistan (17 persen), dan India (18 persen).
Imbas dari kenaikan tarif pajak ini adalah naiknya harga pulsa dan kuota. Hal ini diinformasikan oleh empat operator seluler terbesar di Indonesia, yakni XL Axiata, Telkomsel, Indosat, dan Smartfren.
Group Head Corporate Communication XL Axiata, Tri Wahyuningsih yang akrab disapa Ayu mengatakan, bahwa mulai 1 April 2022, seluruh transaksi bisnis akan diberlakukan PPN sebesar 11 persen sesuai aturan yang berlaku.
“Jadi seluruh aktivitas transaksi bisnis yang XL Axiata akan memberlakukan nilai PPN sebesar 11 persen sesuai dengan ketentuan dan aturan yang baru tersebut,” katanya, dikutip pada Jumat, 1 April.
Kemudian XL Axiata juga menginformasikan kenaikan tarif tersebut melalui pesan berantai.
“Bagi pelanggan XL Prioritas, tagihan yang tercetak mulai tanggal 1 April 2022 akan dikenakan rencana tarif PPN 11 persen,” sebut pesan berantai tersebut. Senada dengan pesaingnya, operator berplat merah, Telkomsel juga menginformasikan hal yang sama melalui Saki H Barnomo, Vice President Corporate Communication Telkomsel.
“Sebagai tindak lanjut hal tersebut, Telkomsel telah mempersiapkan rencana kerja, termasuk proses edukasi dan sosialisasi kepada pelanggan,” kata Vice President Corporate Communications Telkomsel, Saki H Barmono.
“Untuk itu, khusus kepada pelanggan layanan Telkomsel Halo [pascabayar], kami telah mulai melakukan sosialisasi mengenai rencana kenaikan PPN sebesar 11 persen mulai 1 April 2022, mulai pengiriman SMS notifikasi yang dilakukan pada 8 Maret 2022,” sambungnya.
Semenetara itu, customer service Telkomsel melalui DM akun Instagram-nya, menyebut bahwa PPN 11 persen ini tidak akan ada perubahan harga jual produk Telkomsel ke mitra maupun ke pelanggan, hanya bersifat informasi saja.
“Untuk kenaikan PPN menjadi 11 persen benar per tanggal 01/04/2022 ya Kak, namun maaf untuk SMS blast ke pelanggan belum ada ya Kak, hanya diinformasikan saja,” katanya melalui pembicaraan via DM Instagram Telkomsel.
“Sebagai informasi, tidak ada perubahan harga jual produk Telkomsel ke mitra maupun ke pelanggan ya,” timpalnya lagi.
Sementara itu, operator seluler yang baru saja merger Indosat Ooredo Hutchison dan Smartfren menyampaikan hal serupa terkait kenaikan harga pulsa dan kuota.
Pihak Smartfren menyampaikan bahwa sebagai operator seluler yang berbisnis di Indonesia selalu mengikuti kebijakan pemerintah.
“Pada prinsipnya kami akan mematuhi setiap peraturan perpajakan yang berlaku, dengan tetap berkomitmen untuk terus menjaga kualitas layanan dan produk terbaik bagi pelanggan serta menghadirkan pengalaman digital kelas dunia, menghubungkan dan memberdayakan masyarakat Indonesia,” kata SVP-Head Corporate Communications Indosat Ooredoo, Steve Saerang.
“Kami terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada pelanggan, diantaranya melalui sms notifikasi, informasi di lembar tagihan (billing statement) pelanggan postpaid, dan jalur komunikasi lainnya,” katanya, dikutip dari Kompas.
“Smartfren selalu mengikuti kebijakan pemerintah, demikian juga dalam hal perubahan PPN menjadi 11 persen. Pada saat peraturan tersebut diberlakukan maka PPN akan mengikuti aturan baru,” terang Deputy CEO Mobility Smartfren, Sukaca Purwokardjono.