Djawanews.com – Pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo periode kedua ini memang penuh dengan tekanan. Setahun kepemimpinan Jokowi-Ma’ruf Amin ini kondisi pasar modal Indonesia mengalamu naik turun.
Terdapat beberapa faktor terkait lantai bursa nasional, di antaranya adanya ketidakpastian domestik dan luar negeri. Selain itu terdapat beberapa sentimen negatif yang menyelimuti bursa saham nasional di antaranya perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China, pemotongan pajak korporasi di AS, hingga keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau (Brexit).
Terbaru adalah adanya pandemi Covid-19 yang membuat bursa saham nasional kembali tertekan. Pandemi semakin membuat pasar saham Indonesia cenderung tertekan oleh berbagai sentimen negatif.
Pada 1 tahun kepemimpinan Jokowi–Ma’ruf, akhirnya IHSG harus rela mencatatkan kinerja buruk yaitu dengan mengalami penurunan hingga 17,73 persen (sumber: bareksa, 21/10).
Bareksa mencatat indeks reksadana saham anjlok 27,01 persen, kemudian ndeks reksadana campuran yang jatuh 11,21 persen, dan indeks reksadana pasar uang yang terkoreksi 0,14 persen.
Kendati demikian, di tengah lesunya bursa saham, indeks reksadana pendapatan tetap masih menorehkan pertumbuhan dengan kenaikan 5,02 persen.
Selain IHSG yang lesu di satu tahun kepemimpinan Jokowi-Ma’ruf, simak perkembangan dunia bisnis dari dalam dan luar negeri selengkapnya hanya di Warta Harian Nasional Djawanews. Untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.