Djawanews.com – Setelah sempat digantung, PT Pertamina (Persero) akhirnya menumumkan bahwa pihaknya tidak akan bekerja sama dengan Saudi Aramco. Seperti yang diketahui, sebelumnya kedua perusahaan sedang membahas kemungkinan kerja sama pembangunan kilang minya Cilacap atau proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap, Jawa Tengah.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulembang memberi penjelasan mengenai alasan mundurnya Saudi Aramco. Ia mengatakan bahwa Pertamina dan Aramco tak berhasil sepakat terkait valuasi yang ditawarkan Pertamina dalam proyek ini.
“Artinya mereka dengan sadar sepenuhnya mereka tidak bisa bergabung membangun Kilang Cilacap ini,” kata Ignatius dalam konferensi pers virtual pada Jumat (5/6) lalu.
Pembangunan Kilang Minyak Cilacap Ditargetkan Selesai 2022
Dengan begitu, Pertamina kembali mencari mitra baru untuk proyek pengembangan kilang minyak Cilacap ini. rencananya, kilang Cilacap akan memproduksi biorefinery setara euro 5.
Sambil mencari mitra baru, Pertamina juga akan mempersiapkan langkah selanjutnya, mulai dari menyiapkan skema bisnis hingga melakukan percepatan pada proyek yang terkait dengan biorefinery.
“Mungkin 2022 sudah bisa beroperasi biorefinery skala kecil di sana. Lalu perbaikan kualitas untuk penuhi standar euro 5 sambil kita cari strategic partner,” jelasnya lagi.
RDMP Cilacap ditargetkan selesai pada 2022 agar dapat segera menambah kapasitas kilang minyak Cilacap, dari yang semula 348 ribu barel per hari (bph) menjadi 400 ribu bph. Selain itu proyek ini diharapkan mampu meningkatkan kompleksitasnya dan jadi lebih modern.