Djawanews.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno meyakini sinergi antara program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dengan Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI) akan mampu membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.
"Kalau kami sukses mengawinkan Gernas BBI dan BBWI, nanti kontribusi dari produk-produk dalam negeri terhadap ekonomi ini akan membuat kami menjadi ‘tuan rumah’ di negeri sendiri, termasuk sukses dalam mencapai Indonesia Emas pada 2045," kata Sandiaga dalam keterangan tertulisnya, Selasa 13 Desember.
Menparekraf menerangkan bahwa BBWI merupakan gerakan yang mengaktivasi dan mendorong mobilitas wisatawan nusantara (wisnus) dengan target 1,4 miliar pergerakan.
Sandiaga berharap gerakan ini bisa mengaktivasi dan menumbuhkan sentra-sentra ekonomi kreatif di destinasi wisata yang ada di Indonesia.
"Kalau kami lihat banyak wisatawan nusantara yang selama ini memilih berwisata ke luar negeri karena belum mengenal destinasi-destinasi unggulan (Indonesia)," ujar Sandiaga.
Ia juga menyebut selain Bali, ada lima destinasi super prioritas, di antaranya Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Likupang, dan Labuan Bajo.
"Selain itu juga, ada destinasi unggulan seperti Banyuwangi, Tanjung Lesung, Wakatobi, sampai Raja Ampat," tambah Sandiaga.
Menparekraf menuturkan, dengan mengangkat destinasi-destinasi ini sebagai tujuan pergerakan wisatawan nusantara, diharapkan dapat menghasilkan pendapatan lebih dari Rp3.000 triliun dari sektor pariwisata.
"Sehingga kami bisa terus kembangkan total 45 juta lapangan kerja yang dihasilkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ini ke depan. Sebab, berwisata itu selalu mengkonsumsi produk-produk (ekonomi kreatif) dan kami arahkan (untuk menggunakan) produk-produk lokal sebagai wujud Bangga Buatan Indonesia," jelasnya.
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menambahkan, Gernas BBI yang diinisiasi oleh Kemenkomarves dan Kementerian BUMN sejak 2020 ini berhasil mendigitalisasi 21 juta pelaku UMKM dan telah menghasilkan angka belanja barang nasional sebesar Rp500 triliun.
"Kami berharap di akhir tahun, persentase program ini akan terus meningkat," imbuhnya.