Reksa dana syariah banyak diburu investor yang membutuhkan dana berdenominasi dolar AS.
Produk investasi syariah dari reksa dana syariah offshore (global) yang tersebar di tanah air memang belum sebanyak produk reksa dana lainya. Akan tetapi, produk ini menjadi pilihan dari investor khusunya bagi mereka yang membutuhkan dana berdenominasi dolar Amerika Serika (AS).
Sejumlah investor juga berpendapat reksa dana ini dinilai memiliki imbal hasil yang lebih baik ketimbang deposito berdenominasi dolar AS dalam beberapa waktu tertentu.
Lantas apa menariknya produk reksa dana syariah offshore?
Mengutip Republika.co.id, Analis Kebijakan Pendalaman Pasar Keuangan Syariah Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) Bazari Azhar Azizi mengungkapkan, produk reksa dana syariah global yang tersebar di Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor.
“Efek global menjadikan produk reksa dana syarah offshore menjadi semakin menarik apa bila melihat tren Dow Jones Islamic Market Indeks (DJIM) maupun FTSE Islamic yang tumbuh secara positif secara year to date,” papar Azhar, Ahad (30/6).
Azhar menilai beberapa produk reksadana syariah berbasis offshore masih menunjukkan kinerja yang cukup baik untuk investasi jangka pendek.
Dia menyebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pasar modal syariah tetap perlu mengawasi produk reksa dana syariah offshore ini. Sebab, produk ini memiliki potensi risiko nilai tukar yang cukup tinggi.
Di sisi lain, reksa dana syariah global juga memiliki risiko fluktuasi pasar modal global yang menempel pada produk ini ketimbang produk reksa dana syariah lainya.
Beberapa waktu lalu, perusahaan penyedia jasa investasi Eastpring Investment Indonesia mengungkapkan, pihaknya bakal meluncurkan produk reksa dana syariah offshore pada semester II 2019.
“Kebetulan memang ada permintaan yang cukup tinggi di produk ini, jadi kita mau keluarin dengan kondisi yang lebih tematik lagi,” terang Kepala Unit Syariah Eastpring Investments Indonesia, Ria Wisnu, Rabu (26/6/2019).
Rian mengatakan, perusahaan mematok dana kelola dari produk ini sebesar 20 juta dolar AS. Eastpring Investments Indonesia menargetkan, dana kelola tersbut dapat tercapai dalam kurun waktu 6 bulan.
Rian memaparkan, produk reksa danasyariah ini kedepanya akan berfokus pada pengambilan saham-saham yang berada di kawasan Tiongkok. Alasanya, Tiongkok memiliki kondisi ekonomi yang sangat solid meskipun tengah bersitegang dengan AS.
“Saya pikir kondisi pasar global memang tidak menentu, tapi di pasar domestik mereka (Tiongkok) tetap bisa bertahan,” kata Rian.