Djawanews.com – Virus corona (Covid-19) di China telah melumpuphkan Wuhan, Provinsi Wubei. Wilayah ini adalah kawasan industri yang menjadi pemasok bahan baku pembuatan alat elektronik Tanah Air. Tak ayal kelumpuhan tersebut membuat para pengusaha elektronik dalam negeri mengeluh.
Dikutip Djawanews dari detikFinance, Oki Widjaja, ketua Gabungan Elektronika dan Alat-Alat Rumah Tangga (GABEL), mengungkapkan bahwa sudah dua bulan produsen alat elektronik Tanah Air tidak menerima pengiriman bahan baku dari Negeri Tirai Bambu itu.
“Sekarang ini kita sudah tidak menerima shipment (pengiriman) dari China. Itu kira-kira 2 minggu sebelum tahun baru Imlek, itu mereka sudah setop karena karyawannya pada pulang kampung lah ya. Itu kira-kira pertengahan Januari sampai saat ini sudah 2 bulan ya,” terang Oki pada Selasa (10/3/2020).
Bahan Baku Tak Kunjung Datang, Produksi Terancam Mandek
Indonesia masih sangat bergantung pada pengiriman bahan baku dari China. Dengan berhentinya produksi bahan baku di sana, maka produksi di dalam negeri juga terancam.
“Produsen-produsen yang ada di Indonesia mengimpor komponen-komponennya dari China. Jumlahnya bervariasi, antara 40% sampai 80% dari nilai produk akhirnya,” jelas Oki.
Produsen dalam negeri saat ini hanya mengandalkan stok bahan baku yang umumnya bertahan 1 sampai 1,5 bulan. Padahal, selama 2 bulan ini sudah tidak ada lagi tambahan bahan baku dari China. Dengan fakta tersebut, Oki Widjaja memastikan bahwa sebagian produsen akan berhenti berproduksi jika pengiriman bahan baku tidak segera dilakukan.
“Yang mengkhawatirkan sekali, bila ini benar-benar shipment (pengiriman) dari komponen-komponen itu (bahan baku) sampai tidak terjadi sampai akhir bulan ini (Maret), pasti kami akan menghentikan produksi, sebagian dari kami akan menghentikan produksi,” tandas Oki seperti dilansir detikFinance.