Djawanews.com – Pemerintah membatasi aktivitas masyarakat untuk menekan persebaran Covid-19. Pembatasan tidak hanya berdampak pada manusianya saja, namun juga pada roda ekonomi masyarakat. Banyak toko dituntut untuk menyesuaikan keadaan di kala pandemi, tidak terkecuali warung kopi.
Di saat pandemi, masing-masing pemilik kedai kopi memiliki cara sendiri-sendiri untuk merespon kondisi pandemi. Ada yang tetap buka dengan SOP tertentu, ada yang hanya melayani take away, bahkan yang paling ekstrim adalah tutup dalam jangka waktu yang belum ditentukan.
Salah satu kedai yang memutuskan untuk tutup adalah Kedai Donqui yang ada di Yogyakarta. Kedai ini memutuskan untuk tutup mulai dari bulan Maret sampai sekarang. Sang pemilik saat dihubungi mengaku belum mengambil keputusan kapan kedainya kembali beroperasi.
Berbeda dengan Kopi Kenangan yang menutup hanya sebagian cabangnya. Sedangkan cabang lainnya tetap beroperasi dengan SOP kesehatan yang ditentukan perusahaan.
Kepopuleran Warung Kopi saat Pandemi
Di luar strategi pemilik warung kopi dalam menghadapi pandemi, Tim Djawanews mencoba melihat bagaimana kepopuleran warung kopi selama pandemi. Dalam artian, seberapa banyak masyarakat membicarakan topik yang menyangkut warung kopi di Indonesia dalam kurun waktu tertentu.
Kami menggunakan Netray untuk mendapatkan data secara akurat. Netray akan menampilkan seberapa sering masyarakat membicarakan warung kopi di tengah pandemi.
Sebagai informasi, Netray adalah aplikasi pengumpul data yang mampu menganalisis pendapat dan sikap penulis/media terhadap topik tertentu dari berita online, jejaring sosial, forum online, dan opini publik dalam kurun waktu tertentu.
Netray bahkan mampu mengidentifikasi apakah seseorang berbicara dengan membawa sentimen positif, negatif, atau netral terhadap suatu topik di berbagai media elektronik.
Dalam melihat kepopuleran warung kopi, Tim Djawanews mengacu pada pembicaraan di media sosial Twitter karena berbagai alasan. Kami menggunakan keyword “warung kopi” untuk mencari data kami, dan berikut hasil kepopuleran “warung kopi” diambil dari rentang waktu 23 Mei hingga 29 Mei 2020.
Dari waktu yang telah ditentukan, topik yang memuat keyword “warung kopi” disebut sebanyak 436 kali. Cuitan terbagi dalam dua gender akun, pria dan wanita. Akun Twitter pria berbicara tentang topik tersebut lebih banyak dibanding wanita. Karena diperoleh data bahwa ada 261 akun pria, sedangkan akun wanita sebanyak 76 akun.
Dalam kurun waktu yang ditentukan, ternyata sentimen negatif terhadap topi pembicaraan warung kopi lebih banyak dibanding sentimen positifnya. Sentimen negatif terjadi sejak tanggal 23 Mei dan menunjukkan peningkatan pada 25 Mei. Namun puncak sentimen berada pada dua hari terakhir, yakni 27, 28, Mei.
Akun Twitter yang terdeteksi sebagai sentimen negatif membicarakan bermacam hal, misalnya pada akun @DidinCariSaya. Ia menyoroti adanya warung kopi yang masih buka meski PSBB diberlakukan.
“PSBB Surabaya setengah hati, warung kopi sek podo buka, ngopi pinggir dalan ora maskeran.. Piye ora arep nambah positif covid e.. Penjagaan hanya dipusatkan diperbatasan SBY, padahal dalam kota dan kampung2 banyak pelanggaran.. ?,” tulisnya.
Sedangkan sentimen positif topik ini juga menunjukkan peningkatan dan penurunan, namun tak setinggi sentimen negatif. Hal ini disebabkan karena adanya pandemi yang melarang masyarakat untuk mengunjungi warung kopi.
Sentimen positif yang terdeteksi juga tak jauh dari kondisi pandemi. Misalnya cuitan yang dikeluarkan oleh Info Gresik, @infoGRESIK.
“Diskoperindag Gresik keluarkan surat pemberitahuan pemilik cafe atau warung kopi bisa buka kembali dengan Penerapan Penegakan Protokol Kesehatan (PPPK) seperti wajib jaga jarak aman, memakai masker, cuci tangan, dan tidak berkerumum. Cafe dan warkop tutup pukul 21.00-04.00,” cuit Info Gresik.