Pemerintah akan membangun pembangkit listrik berbasis tenaga hidro atau PLTA di Sungai Kayan, kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara (Kaltara).
Pembendungan Sungai Kayan sepanjang 576 Km merupakan program pemerintah untuk memenuhi kebutuhan energi di seluruh Pulau Kalimantan.
PLTA Kayan hasilkan energi listrik sebesar 9.000 megawat
Sebentar lagi, Provinsi Kaltara akan memiliki PLTA terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara dengan kapasitas 9.000 megawat (MW).
Kapasitas yang dihasilkan PLTA Kayan jauh lebih besar ketimbang PLTA Cirata sebagai pembangkit listrik berbasis hidro terbesar di Indonesia saat ini.
Selain itu, produksi listrik PLTA Kayan juga jauh lebih besar dari DAM Pembangkit Son LA yang berada di Sungai Da, 340 KM sebelah varat Hanoi Vietnam dengan kapasitas sebesar 2.400 MW.
Rencana pemerintah pusat untuk membangun Hydropower di Sungai Kayan merupakan program untuk memperbarui bauran energinya, termasuk energi berbasis air.
Sampai Mei 2019, Presentase PLTA yang beroperasi hanya sebanyak 7,6 persen, di susul pembangkit listrik tenaga mikrohidro 9 persen, PLTS 6 persen, tenaga bayu 5 persen, tenaga sampah 5 persen serta tenaga arus laut 0,04 persen.
Kontruksi PLTA Kayan rencananya akan mulai digarap pada Februari tahun depan ini dan diharapkan dapat rampung pada 2024.
Untuk pembangunannya sendiri akan dilakukan dalam lima tahapan.
Pertama akan dibangun PLTA Kayan 1 dengan kapasitas 900 MW. Di susul dengan PLTA Kayan 2 dengan target daya 1.200 MW. Untuk PLTA Kayan 3 dan 4 akan dibangun dengan kapasitas masing-masing 1.800 MW.
Adapun PLTA Kayan 5 akan dibangun dengan target daya paling besar hingga 3.200 MW. Sehingga total kapasitas yang dihasilkan adalah 9.000 MW.
Dari segi investasi, pembangunan PLTA Kayan diperkirakan bakal menghabiskan dana sekitar 2,3 sampai 2,7 juta dolar per MW nya.
Jika total kapasitas yang dihasilkan adalah 9.000 MW, maka keseluruhan biaya investasi mencapai 20,7 miliar hingga 24,3 miliar dolar AS atau senilai Rp 289,8 triliun sampai Rp 340,2 triliun (dengan asumsi 1 dolar AS dibanderol Rp 14.000).
“Investasinya 2,3-2,7 juta dolar AS per MW, kenapa mahal? Karena akses ke lokasi butuh ekstra, sehingga masuk kedalam cost tersebut,” ujar Direktur Operasi PT Kayan Hidro Energy Khaerony di Hotel JW Marriot, Jakarta pada Agustus silam.
Di masa depan, setrum yang dihasilkan oleh PLTA Kayan akan digunakan untuk melistriki Kawasan industri dan Pelabuhan Internasional yang akan dibangun di Tanah Kuning. Selain itu, keberadaan pembangkit ini juga digunakan sebagai basis ketahanan energi di Kalimantan.