Djawanews.com – PHK masal tak tertahankan lagi oleh raksasa situs booking online penerbangan dan hotel Agoda. Setelah perusahaan sejenisnya seperti OYO telah melakukan PHK, kini Agoda dikabarkan akan melakukan hal serupa terhadap 25 persen pekerjanya yang tersebar di 30 negara. Artinya, ada sekitar 1.500 pekerja yang terancam kehilangan pekerjaannya.
Agoda Lakukan PHK Masal dan Beberapa Langkah Lain
Dilansir dari Skift, CEO Agoda John Brown berjanji bahwa pemutusan kerja ini adalah langkah pertama sekaligus terakhir di perusahaannya. Langkah ini dilakukan juga untuk meminimalkan dampak Covid-19 pada perusahaannya sekaligus melakukan penghematan agar lebih siap untuk jangka panjang.
“Kami perlu mengubah ukuran dan membentuk kembali tim untuk beradaptasi dengan seperti apa perjalanan di masa depan, dan ini berarti bahwa kami telah mengambil keputusan yang sangat sulit untuk mengurangi tim kami yang ada sebanyak 1.500 karyawan,” kata Brown.
Agoda juga sudah mencoba menahan pekerjanya selama mungkin dengan berbagai cara. Mulai dari pengurangan biaya usaha hingga tak ada gaji untuk Brown sejak akhir tahun ini. mereka juga akan mengurangi gaji semua manajemen senior sebesar 20% per 1 Juni.
“Pengurangan pekerja paling banyak terjadi dalam tim CEG (Customer Experience Group) tapi juga mereka yang bekerja di bidang IT, produk, keuangan, layanan mitra, pemasaran dan Rocketmiles,” katanya lagi.
Selain Agoda dan OYO, PHK masal juga dilakukan oleh startup transportasi Uber Technologies, pioner ride hailing. Mereka melakukan pemutusan kerja kepada 3.700 pekerja tetapnya atau sekitar 14% dari seluruh karyawan mereka. Bos Uber juga dikabarkan tak menerima gaji hingga akhir 2020 untuk menyelamatkan perusahaannya.