Mana yang Lebih Menguntungkan antara Menabung Vs Investasi?
Menabung dan Investasi merupakan konsep menyisihkan uang dalam strategi mengatur gaji/uang bulanan seseorang.
Namun, tahukah Anda perbedaan menabung vs investasi? Meski sama-sama penting, menabung vs investasi, rupanya generasi milenial saat ini lebih memilih menabung daripada investasi. Apakah kalian termasuk?
Jika melihat konsepnya, sebetulnya menabung dan investasi itu udah beda lho. Mulai dari pengertian, tujuan hingga keuntungannya.
Perbedaan Menabung Vs Investasi
- Menabung
Menabung adalah menyimpan uang untuk memenuhi kebutuhan atau keperluan mendadak. Jadi setiap saat uang bisa diambil.
Karena rendah risiko, keuntungan atau bunga yang diterima nasabah biasanya sekitar 4-5% per tahun. Sayangnya bukan berkembang, tapi malah digerogoti inflasi setiap tahun sekitar 3-4%. Itu artinya, bunga yang Anda nikmati hanya 1-2% saja. Kecil kan.
- Investasi
Beda dengan investasi. Yakni, kegiatan menanam uang atau modal pada sebuah produk investasi yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan. Sifatnya jangka menengah-panjang, 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, hingga sampai 20 tahun.
Keuntungan atau imbal hasil yang ditawarkan investasi lebih besar dibanding menabung. Bahkan bisa sampai dobel digit per tahun.
Mungkin banyak orang yang mengatakan bahwa investasi merupakan cara paling tepat untuk ‘menggandakan’ uang. Keuntungan yang besar ini sepadan dengan risikonya.
Namun sayangnya, hingga saat ini generasi millenial lebih memilih menabung dibanding investasi.
Hasil survey yang dirilis Luno, perusahaan global pertukaran aset kripto menunjukkan kaum milenial Indonesia lebih sibuk menabung daripada berinvestasi. Parahnya, sekitar 69% anak muda, khususnya milenial ini belum melek atau tidak memiliki strategi investasi.
Survei yang bertajuk “The Future of Money” ini melibatkan 7.000 responden, termasuk kelompok milenial berusia 23-38 tahun di benua Eropa, Afrika, Asia Tenggara, tak terkecuali Indonesia.
“Sebanyak 44% milenial hanya berinvestasi sekali setiap 1 atau 2 tahun. Bahkan 20% dari mereka tidak berinvestasi,” kata David Low, General Manager Asia Tenggara Luno menjelaskan hasil survei dalam keterangan resmi yang dilansir dari Cermati.com beberapa waktu lalu.
Menariknya, dari survei Luno, 79% kaum milenial sudah punya anggaran bulanan, di mana 70% dari mereka cenderung mengikuti rencana anggaran tersebut.
Hal ini mengindikasikan kaum milenial Indonesia sebenarnya cukup disiplin dengan rancangan anggaran keuangan mereka. Namun mereka tidak tahu bagaimana menggunakan uang ini untuk investasi, daripada sekedar menyimpannya dalam rekening bank.
Basis penduduk milenial Indonesia diperkirakan akan mencapai 34% dari total populasi pada tahun 2020. Generasi muda ini akan menjadi salah satu pendorong utama ekonomi negara. Oleh karena itu, penting bagi milenial memanfaatkan uangnya untuk berinvestasi.