Djawanews.com – Tidak bisa dipungkiri aturan-aturan baru selama pandemi COVID-19 telah menyebabkan jutaan masyarakat kehilangan pekerjaan. Sampai saat ini terhitung masih ada 2 juta masyarakat yang menganggur gara-gara pandemi.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan pada bulan Agustus lalu, ada 9,1 juta pengangguran atau secara persentase mencapai 6,49%.
Angka tersebut menurun jika dibandingkan angka pengangguran pada Agustus 2020 yang mencapai 9,77 juta atau secara persentase mencapai 7,07%.
"Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Agustus 2021 sebesar 6,49% turun 0,58% poin dibandingkan dengan Agustus 2020," jelas Margo dalam konferensi pers, Jumat, 5 November.
Jika kedua angka tersebut dibandingkan dengan angka pengangguran sebelum terjadi pandemi atau pada 2019, angka pengangguran mencapai 7,1 juta. Artinya, ada 2 juta orang yang menganggur karena pandemi COVID-19.
Kondisi angka pengangguran pada Agustus 2021, menggambarkan dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar 6 orang yang menganggur.
Data pada bulan Agustus 2021, TPT laki-laki sebesar 6,74% lebih tinggi dibandingkan dengan TPT perempuan yang sebesar 6,11%. TPT laki-laki mengalami penurunan dibandingkan Agustus 2020 dan Februari 2021, masing-masing sebesar 0,72% poin dan 0,07% poin. Dan TPT perempuan mengalami penurunan sebesar 0,35% poin dibandingkan Agustus 2020 dan mengalami kenaikan sebesar 0,7% poin dibandingkan Februari 2021.
Sementara itu, jika dilihat dari daerah tempat tinggal, TPT perkotaan mencapai 8,32% atau lebih tinggi hampir dua kali TPT di daerah pedesaan yang mencapai 4,17%.
TPT menurut daerah tempat tinggal memiliki pola yang sama dengan TPT nasional, yaitu turun dibandingkan Agustus 2020 dan naik dibandingkan Februari 2021.
"Dibandingkan Agustus 2020, TPT perkotaan dan perdesaan turun masing-masing sebesar 0,66% poin dan 0,54% poin. Namun jika dibandingkan Februari 2021, TPT perkotaan dan perdesaan naik masing-masing sebesar 0,32% poin dan 0,06% poin," jelas Margo.