Pemadaman listrik masih sering terjadi, apakah perlu pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia?
Heboh pemadaman listrik yang terjadi di Jakarta dan beberapa wilayah di Pulau Jawa membuat banyak kekecewaan, tidak sedikit pula yang mencari solusi mencari energi alternatif. Apa mungkin pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia?
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia, Aman?
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) memang dinilai paling stabil di antara pembangkit listrik lainnya seperti tenaga air atau tenaga surya. Namun tidak jarang jika pengembangan nuklir di suatu negara akan menjadi pertentangan global, seperti yang terjadi di Iran.
Meskipun masih menjadi wacana, bukan berarti di masa mendatang PLTN di Indonesia adalah hal mustahil. Apakah sudah saatnya Indonesia beralih ke PLTN? Untuk menjawab hal tersebut berikut ini poin-poin penting dan analisis terkait PLTN di Indonesia, dengan sumber data yang disarikan dari bisnis.com, Selasa (6/8).
- Kesiapan Investor dan Wacana Pemerintah
Terkait dengan wacana pembangunan PLTN di Indonesia, beberapa investor sudah menujukkan kesiapannya. Sebut saja Thorcon International Pte, Ltd yang baru-baru ini menyatakan ingin mengembangkan pembangkit nuklir di Indonesia.
Selain itu juga ada PT Pal Indonesia (Persero), selain sebagai perusahaan galangan kapal, juga serius untuk ambil andil pada rencana proyek PLTN tersebut.
Di tingkat pemerintahan wacana pembangunan PLTN juga semakin gancar. Sebagaimana dalam Rapat Komisi VII DPR RI bulan Juli 2019 yang memunculkan wacana perbincangan tentang pembangunan PLTN di Indonesia.
Yang menarik adalah jika Rapat Komisi VII DPR RI menyimpulkan agar Menteri ESDM segera mengkaji peluang PLTN. Selain itu juga memasukkan proyek PLTN di Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2019-2038, untuk membandingkan dengan biaya eksternal pembangkit listrik fosil.
Antara Komisi VII DPR-RI dan juga Menteri ESDM RI, sama-sama sepakat untuk melaksanakan focus group discussion (FGD) terkait tentang wacana pembangunan PLTN yang kemudian akan diselenggarakan oleh PT PLN (Persero).
- Apakah Nuklir Aman?
Meskipun teknologi pemanfaatan nuklir untuk kehidupan sudah ada lebih dari setengah abad yang lalu, keberadaannya hingga sekarang masih menjadi polemik dan perdebatan.
Meskipun bertujuan baik, pemanfaatan nuklir masih menjadi kontroversi dan perdebatan globat meskipun digunakan sebagai pembangkitan listrik. Tragedi meledaknya reaktor nuklir di Chernbyl (Rusia) dan Fukushima (Jepang) adalah trauma masyarakat dunia terhadap nuklir.
Kendati demikian, wacana pemanfaatan nuklir di Indonesia bukanlah hal yang baru. Presiden Soekarno pernah berujar, “Negara yang ingin maju harus menguasai antariksa dan nuklir”. Bahkan waktu itu (tahun 1964) Soekarno telah membentuk tim riset terhadap nuklir di Indonesia.
Namun belum sampai melakukan pembangunan PLTN, Sukarno sudah lengser dari jabatannya. Namun, Indonesia saat ini telah memiliki tiga pusat riset nuklir.
Pemanfaatan nuklir di Indonesia sejauh ini masih fokus pada bidang kesehatan dan pertanian.
Radiasi nuklir dapat dimanfaatkan untuk mematikan sel kanker dan menghasilkan benih tanaman yang lebih baik. Meskipun demikian pemanfaatan nuklir untuk dimanfaatkan energinya masih perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut.
Sekali lagi, bukan tidak mungkin jika di pemerintahan yang sekarang akan melakukan beberapa gebrakan ambisius dan merealiasikan wacara pemerintahan awal Indonesia di masa lalu, sebagai contoh pemindahan ibu kota.
Pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan adalah hal yang mungkin. Bagaimana tidak, saat ini konversi energi alternatif dari fosil sudah mulai digencar-gencarkan, selain itu sebuah teknologi baru adalah komoditas yang menggiurkan.