Djawanews.com – Jumlah pengidap Covid-19 di seluruh dunia semakin hari semakin tinggi. Singapura juga tak bisa mengelak dari inveksi virus corona ini. Bahkan, dalam laporan terakhir menyebutkan bahwa pasien positif meningkat seiring dengan bertambahnya pekerja migran yang positif terinveksi.
Menurut laporan yang diambil Djawanews dari South China Morning Post, Singapura mengonfirmasi 1.000 kasus pada 1 April lalu, 10 di antaranya adalah pekerja migran. Lalu pada 16 April jumlah kasus meningkat 4.427 infeksi, 60 persen di antaranya adalah pekerja migran yang tinggal di asrama. Sedangkan jumlah kematian secara nasional yakni 10 orang.
Singapura memiliki jumlah pekerja migran yang cukup banyak, yakni 323.000 orang. Kebanyakan dari mereka bekerja dalam industri seperti konstruksi, perkebunan, dan manufaktur. Tidak hanya diupah rendah, mereka juga kerap menerima pengasingan.
Potensi Inveksi Pekerja Migran di Asrama Lebih Tinggi
Salah satu fasilitas yang didapatkan mereka adalah asrama besar. Beberapa asrama mampu menampung 1.000 pekerja. Beberapa pabrik juga menyediakan asrama yang masing-masing mampu menampung 50 hingga 100 pekerja. Ada pula tempat tinggal sementara yang ditinggali 40 pekerja di berbagai lokasi konstruksi.
Singapura mencatat, pekerja migran pertama yang terinfeksi dilaporkan pada 8 Februari. Seorang pria Bangladesh berusia 39 tahun yang bekerja di lokasi konstruksi Seletar Aerospace Heights dinyatakan positif. Sebelumnya dirawat di rumah sakit, ia mengunjungi Mustafa Centre, sebuah pusat perbelanjaan 24 jam.
Dengan adanya kasus ini, Seletar Aerospace Heights telah memiliki lima orang yang terinfeksi. Hingga akhir Maret laporan adanya infeksi di tempat itu terus terjadi.
Berbeda dengan komplek Seletar Aerospace Heights, asrama pekerja yang berkapasitas banyak memberikan konfirmasi infeksi pertama pada 30 Maret. Pada mulanya 4 orang dikabarkan terinfeksi di asrama tersebut. Tak butuh waktu lama, angka terus melambung hingga menjadi 2.689. Jumlah ini menyumbang angka terbesar dari jumlah total di Singapura.
Menteri Tenaga Kerja Singapura, Josephine Teo, berpendapat bahwa penyebaran yang cepat di kalangan pekerja migran karena adanya interaksi sosial pada hari libur mereka. Ada pula pengunjung asrama yang datang dari luar.
“Mereka mungkin, Anda tahu, memasak bersama, makan bersama. Santai bersama,” kata Teo.
Untuk mengatasi hal tersebut, Teo akan melakukan pengawasan di asrama. Langkah yang diambil adalah dengan mengunci semua asrama. Bahkan saat ini 12 dari 43 asrama telah diisolasi. Pemerintah juga akan membantu para pekerja migran agar tetap sehat dan meminimalkan jumlah yang terinfeksi.