Djawanews.com – Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III tahun 2020 yang memiliki pengaruh terhadap keadaan ekonomi Tanah Air hingga akhir tahun. Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III ada di kisaran -2,9% hingga -1,1%. Hal tersebut semakin menguatkan kemungkinan terjadinya resesi. Sebagai pengingat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II adalah -5,32%.
Menurut Yusuf Rendy Manilet, ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, sejumlah hal perlu diwaspadai jika memang terjadi resesi, salah satu yang berdampak langsung pada masyarakat adalah jumlah pengangguran yang meningkat. Ketika resesi, kinerja perekonomian berada di zona negatif karena permintaan barang dan jasa rendah.
"Akhirnya banyak pabrik yang harus mengurangi proses produksinya. Di sisi lain kebutuhan untuk beban produksi seperti listrik atau gaji pegawai mesti tetap jalan," terang Yusuf.
Dengan kondisi tersebut, perusahaan harus melakukan efisiensi, salah satu tindakan yang bisa dilakukan adalah pemutusan hubungan kerja (PHK). Padahal, itu membuat pekerja ter-PHK tak lagi punya pendapatan. Ini menyebabkan persoalan lain, yaitu jumlah penduduk miskin meningkat.
"Apalagi jumlah penduduk rentan dan hampir miskin di Indonesia ini sangat besar, guncangan ekonomi seperti resesi akan membawa mereka turun kelas menjadi penduduk miskin," lanjutnya.
Jika Anda ingin mendapatkan informasi terkini lain tekait ekonomi, bisnis, perkembangan pasar, dan dunia usaha, ikuti terus Warta Harian Nasional Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik, jangan lupa ikuti Instagram @djawanescom.