Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) mengalami koreksi pada minggu kedua Januari 2020.
Harga CPO kontrak di Bursa Derivatif Malaysia berada di posisi RM 2.943 per ton, turun 2 ringgit ketimbang penutupan kemarin. Pada Rabu (15/1/2020) harga CPO berada di level RM 2.945 per ton, merosot 60 ringgit atau terjun bebas hingga 2 persen.
Boikot India Bikin Harga Minyak Sawit Amblas
Minyak sawit memang tengah diserang oleh beragam sentimen pada akhir-akhir ini, mulai dari aksi boikot minyak sawit Malaysia oleh India hingga damai dagang fase 1 AS-China.
Sikap pemerintah India tersebut merupakan bentuk balasan terhadap Malaysia karena mengkritik kebijakan India yang dianggap ‘menginvasi’ Khasmir serta menuding UU Kewarganegaraan baru yang ‘anti-Islam’.
Menurut analisa Maybank IB, aksi India yang memboikot minyak sawit Malaysia akan membuat stok minyak sawit di negeri Jiran menumpuk, dan ketika ekspor kembali pulih pada kuartal II/2020, harga CPO berpotensi terkontraksi, melansir CNBC Indonesia.
Sementara itu, kesepakatan dagang fase 1 antara Amerika Serikat dengan China juga turut menekan harga CPO.
Keduanya, sama-sama telah menandatangani perjanjian pada Rabu (15/1/2020). Dalam kesepakatan itu, AS akan memangkas tarif impor produk-produk China dari 15 persen menjadi 7,5 persen.
Di sisi lain, China akan membeli barang dan jasa AS sebanyak 200 miliar dolar dalam kurun waktu dua tahun. Termasuk produk-produk pertanian AS seperti minyak nabati, daging, kapas dan lain-lain
Situasi ini tentu membuat CPO kian terpukul. Saat perang dagang AS-China, ekspor minyak sawit Malaysia ke negeri Tirai Bambu meningkat tajam. Namun, saat mereka berdamai, China akan membeli produk-produk dari AS.