Djawanews.com – Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un, diketahui telah menembak mati seorang pedangang valuta asing di negaranya. Hal tersebut menambah catatan hitam tindakan Kim di tengah pandemi Covid-19.
Financial Times melaporkan, anggota komite intelijen Majelis Nasional Korea Selatan, Kim Byung-kee menyatakan jika aksi Kim tersebut adalah serangkaian “tindakan tidak masuk akal” yang disorot dunia intenasional.
Alasan Kim mengeksekusi pedagang valas tersebut, lantaran telah membuat apresiasi hampir 20% dari Won Korea Utara terhadap dolar AS beberapa bulan terakhir. Hal tersebut kemudian membuat tidak stabilnya perekonomian Korea Utara.
Sementara itu, ahli Korea Utara di Universitas Kookmin di Seoul, Andrei Lankov, menjelaskan jika ada tanda-tanda perubahan signifikan situasi mata uang sejak Oktober.
"Untuk waktu yang lama di bawah Kim Jong Un, mereka sama sekali tidak campur tangan dengan bisnis swasta. . . mereka tidak hanya mentolerir tetapi juga mendorong desentralisasi, dan peralihan ke hubungan pasar antara perusahaan industri dan individu. Sekarang mereka mencoba mengayuh kembali," jelas Andrei dilansir dari CNBC Indonesia (30/11).
Korea Utara sendiri mendapat kecaman dunia, setelah menyatakan diri akan melanjutkan program nuklirnya. Selain itu, pandemi Covid-19 juga telah memperparah keadaan.
Selain eksekusi mati yang dilakukan Kim Jong Un, simak berita menarik dari berbagai daerah lainnya di Nusantara hanya di Warta Harian Nasional Djawanews. Untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.