Djawanews.com – Nasib industri pariwisata di Yogyakarta agaknya pelan-pelan mulai naik. Bahkan, okupansi hotel di Yogyakarta dikabarkan mencapai 100% saat perayaan Iduladha beberapa waktu lalu. Hal ini diharapkan jadi pertanda baik bagi industri wisata di DIY ke depannya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono, mengungkapkan bahwa saat libur Iduladha, tingkat okupansi hotel di Jogja beragam. Beberapa hotel mencapai 70% bahkan 100%.
“100% disini dalam artian jumlah kamar yang dibuka, karena masih dibatasi kan. Misal hotel punya 300 kamar, dan 80 kamar yang dibuka nah itu penuh semua,” kata Deddy, Selasa (4/8/2020).
Ia juga mengakatan, meski tren mulai membaik pada akhir pekan lalu, hal itu baru dirasakan oleh hotel bintang 3 ke atas dan yang ada di pusat kota saja. Untuk hotel bintang 1, 2, dan non bintang, belum ikut merasakan adanya kenaikan okupansi.
Deddy juga mengakui bahwa pandemi Covid-19 memang jadi tantangan berat bagi pelaku wisata dan dunia perhotelan. Memasuki adaptasi kenormalan baru, berbagai hal juga perlu disiapkan. PHRI DIY juga sudah membentuk tim self assessment, yang bertugas memastikan kesiapan hotel menerima tamu.
“Jadi tidak hanya formalitas tim ini. Benar-benar dicek sampai detail. Kalau memang belum siap, belum boleh buka. Saat ini untuk hotel dan resto ada sekitar 120, dari 400an anggota PHRI DIY,” katanya lagi.
Okupansi hotel di Yogyakarta memang cukup baik dibanding pada bulan Juli 2020. Pasalnya, di akhir bulan Juli misalnya, okupansi hotel bintang hanya mencapai 35 persen. Padahal saat itu hotel banyak memberikan harga promo saat weekend. Namun, peningkatan okupansi baru tercapai saat libur Iduladha kemarin.